Pembantu Bukan Pesuruh

Mungkin beberapa dari kita memiliki pembantu yang biasa membantu keluarga kita dalam mengerjakan kegiatan rumah tangga sehari-hari, seperti menyetrika, mencuci baju, mengepel lantai dan lain-lain. Meski mereka mendapat upah atau bayaran dari orang tua kita maupun kita, tahukah kalian bahwa dengan seringnya kita bertemu dengan mereka kita menjadi mempunyai semacam hubungan batin dengan mereka?

Kalau jawabannya adalah "ya" maka tidakkah kalian merasa miris ketika melihat para TKI yang pulang dalam keadaan luka-luka dan lebam bahkan ada yang meninggal dunia akibat disiksa majikan di tempat mereka bekerja?

Tidak perlu melihat korban keganasan para "bule" tersebut, dalam ruang lingkup yang lebih kecil saja mungkin kita telah menyakiti mereka. Seperti saat kalian berlaku semena-mena terhadap mereka, memang mereka bukan siapa-siapa kita secara darah. Tapi secara spiritual mereka telah lama bersama kita, bahkan mungkin lebih punya waktu lebih bersama kita dibandingkan orang tua kita sendiri. Maka jangan heran jika mendengar kasus banyak remaja yang lebih patuh atau hormat kepada pembantu mereka dibanding orang tua mereka sendiri.

Tidak perlu hal-hal besar jika kita ingin menunjukkan kalau rasa terima kasih kita pada mereka, cukup dengan mengerjakan hal-hal yang bisa kerjakan sendiri, seperti membersihkan kamar atau merapikan kamar sendiri. Karena pada hakikatnya pembantu itu hanya membantu kita agar pekerjaan kita menjadi lebih ringan, bukan pesuruh yang harus mengerjakan semua perintah majikannya.