16 September 2011

Joan of Arc ; Ksatria Wanita Perancis

Saint Joan of Arc atau Jeanne d’Arc dikenal juga dengan sebutan “the Maid of Orleans”, adalah pahlawan wanita Perancis legendaris. Ia dikenal sebagai seorang pahlawan sekaligus Saint oleh kalangan Katolik Perancis karena dedikasinya pada kerajaan Perancis. Meski hanya hidup selama 19 tahun, tapi ia berhasil memimpin pasukan kerajaan elit Perancis dan memenangkan banyak pertepuran penting pada masa “The Hundred Years War” antara Inggris dan Perancis. Selain itu naik tahtanya raja Charles VII lepas dari tindak tanduk gadis yang dilahirkan dari kalangan petani biasa.


Joan lahir dari pasangan Jacques d’Arc dan Isabelle Romee in Domremy, ia lahir sekitar tahun 1412 di daerah yang kemudian dikenal sebagai Domremy-la-Pucelle, suatu desa di provinsi Lorraine. Keluarga mereka hidup dari hasil pertanian sekitar 50 hektar yang dikelola sendiri oleh ayahnya. Meski tinggal di daerah yang dikuasai keluarga kerajaan, tapi daerah tempat tinggalnya ini sering diserang oleh tentara Burgundy. Ketika berumur enam tahun, Joan harus melihat desa mereka diserang dan pembantaian seluruh penduduk. Meskipun ia dan keluarganya selamat, ingatan akan pembantaian itu selalu membekas di pikiran Joan kecil. Hal inilah yang mungkin membuat Joan menjadi anak yang berkarakter kuat dan pantang menyerah. Pada usia 12 tahun, ia mengaku mendengar suara-suara indah yang menyuruhnya untuk berperang melawan Inggris serta merebut Reim kembali agar calon raja Perancis dapat naik tahta. Berdasarkan catatan sejarah, Joan menganggap suara tersebut ialah titah suci yang berasal dari Saint Michael, Saint Catherine dan Saint Margareth, wahyu yang kemudian menjadi cita-cita hidupnya.

Tidak pernah jelas bagaimana Joan mendapatkan ilmu tentang peperangan, yang jelas ia memulai perjuangannya ketika berumur 16 tahun. Langkah pertama yang dilakukannya adalah dengan berusaha mendapatkan izin masuk ke dalam konferensi keluarga kerajaan Perancis yang digelar di Chinon. Seorang bangsawan bernama Durand Lassois membantu Joan berangkat ke Vauceleurs dimana ia bertemu dengan Count Robert de Baudricourt, seorang pejabat yang menjadi akses masuknya ke keluarga kerajaan. Pengajuan pertamanya ditolak oleh Baudicourt karena ia gadisyang masih sangat muda. Pantang menyerah ia kembali meminta bantuan, pada kunjungan kedua ini mendapat dukungan dari Jean de Metz dan Bertrand de Poulengy, dua orang bangsawan yang berpengaruh. Tapi meski didukung dua orang bangsawan tersebut tidak membuat Baudicourt puas. Tapi analisis brilian dari Joan mengenai keadaan Orleans, salah satu teritori yang masih diperebutkan Inggris dan Perancis berhasil membuat Baudicourt terkesan, hingga ia mendapatkan akses ke Chinon.

Untuk masuk ke dalam konferensi kerajaan, Joan menyamar menjadi seorang laki-laki. Saat itu ia berhasil menemui Charles VII selaku calon raja Perancis, ia kemudian langsung mempresentasikan taktik untuk merebut kembali Orleans dari tangan Inggris. Tanpa banyak debat dan tanya, Charles VII mempersilahkan Joan untuk membawa pasukan ke Orleans. Tindakan tersebut dianggap sebagai tindakan depresi kerajaan Perancis yang kekuatan militernya kian melemah. Secara logika, siapa yang mau mengangkat seorang gadis petani biasa menjadi prajurit dengan posisi penting disaat kondisi militer yang kacau balau ? Joan sampai di Orleans pada tanggal 29 April 1429, semula kehadirannya tidak disambut baik oleh Jean d’Orleans selaku pemimpin pasukan bangsawan Orleans. Joan tidak diizinkan ikut berperang dan tidak diberikan informasi apa pun tentang kondisi medan perang, selain itu semua usulannya ditolak mentah-mentah. Hal itu tidak membuat Joan patah semangat, dengan kemampuan kepemimpinan dan strategi yang handal, ia berhasil merebut Orleans kembali dalam waktu kurang dari seminggu.


Direbut kembalinya Orleans membuat pasukan Inggris menjadi lebih agresif, hal ini dibuktikan dengan serangan pada Paris dan Normandy. Saat tengah diserang Inggris, Joan meminta Charles VII untuk memberikan kuasa atas pasukan militer elit kerajaan bersama Duke John II of Alencon. Ia mengajukan rencana perebutan kembali sebuah jembatan di dekat Loire, akses menuju Reims. Rencana tersebut memiliki banyak resiko, karena Reims yang berjarak dua kali dari Paris itu telah dikepung Inggris. Tapi karena jasanya merebut Orleans, pengajuan itu dikabulkan. Dalam pertempuran ini ia dibantu oleh Duke of Alecon dan Jean d’Orleans yang sudah mengakui kemampuannya. Dalam waktu kurang dari sebulan ia akhirnya berhasil merebur Reims dan Charles VII bisa naik tahta.

Meski berjasa besar terhadap keluarga kerajaan, Joan tidak mendapat balasan banyak. Usul-usul Joan setelah Reims berhasil direbut sering ditolak, selain itu banyak pula titah kerajaan yang merugikan Joan dalam perang. Situasi Perancis kembali kacau ketika pemerintah Perancis mulai korup. Joan akhirnya mengalami kekalahan saat perang menghadapi tentara Inggris dan Burgundy, sebagai komandan ia menyuruh anak buahnya untuk mundur terlebih dahulu pada 23 Mei 1430, ia kemudian ditangkap tentara Burgundy. Seharusnya Joan bisa lepas kalau ada yang mau meminjaminya uang, tapi pada saat itu keluarganya sedang mengalami masalah finasial. Selain itu Charles VII tidak mengambil tindakan apapun terkait tertangkapnya Joan. Sejarahwan menilai bahwa itu merupakan kegagalan Perancis dalam mempertahankan salah satu jendral terbaiknya.

Ia kemudian dibeli oleh tentara Inggris dari Duke Philip of Burgundy untuk kemudian diadili. Pada tanggal 30 Mei 1431, Joan of Arc dieksekusi mati dengan cara dibakar dan abunya dibuang ke sungai Seine. 24 tahun setelah gugurnya Joan, pengadilan Holy See menimbang kembali keputusan atas Joan of Arc dan memutuskan dia tidak bersalah. Akhirnya Joan pun dianugrahi gelar pahlawan sekaligus Saint.



Sumber :
- Majalah Gamestation

3 komentar:

  1. Whoaaaaaa, keren nih cewek :-o , lingkungan bisa menempa dia jadi kek gitu

    banyak juga tuh cewek yg turun ikut perang jaman sekarang kek Joan, bedanya kalau jaman sekarang kan udah jarang noh perang kek begitu (jarang y bukan gak ada), yg sering perang batin ma argumen . . .

    endingnya ngenes banget, udah terlanjur dieksekusi baru dinyatakan gak bersalah, parah (-.-)a

    BalasHapus
  2. Menurut kisah yg gua baca, bukan gara2 keluarganya lagi bokek makanya ga ad ayg minjemin uang, tapi karena ada konspirasi antara pihak inggris dengan pejabat2 tinggi di pemerintahan Perancis. Toh keluarga Joan mah cuma petani biasa...

    BalasHapus
  3. @pipit : emang jaman sekarang (sepertinya) udah bukan lagi jamannya buat perang fisik, sekarang jaman perang otak dan tekhnologi.

    tapi ending si Joan emang tragis, mana belum genap 20 tahun lagi


    @Kenni : wah kurang tahu saya Ken, soalnya dari referensi yang saya temukan ya seperti itu. CMIIW

    BalasHapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...