7 Maret 2012

Roman Abramovich, Diktator Biru Dari Rusia

Roman Abramovich
(source)
Taipan asal Rusia ini telah menjadi pemilik salah satu raksasa Liga Inggris ; Chelsea. Dengan sokongan dana darinya, Chelsea yang saat itu mengalami krisis finansial diubahnya menjadi kekuatan baru di ranah Inggris dan berhasil merusak dominasi tim-tim besar lainnya seperti Manchester United, Arsenal dan Liverpool. Berkah kucuran dana dari konglomerat Rusia ini, Chelsea berhasil mendatangkan pemain-pemain berkualitas seperti Petr Cech, Frank Lampard dan Didier Drogba dan juga pelatih sekaliber Jose Mourinho yang sukses mempersembahkan gelar EPL pertama bagi The Blues setelah 50 tahun puasa gelar.

Rezim Abramovich benar-benar membuat Chelsea sebagai salah satu raksasa Inggris, dalam lima tahun sejak Abramovich menjabat pemilik klub, Chelsea tercatat telah memenangkan lima trofi utama, terbanyak dibandingkan klub Inggris lainnya dalam periode yang sama. Namun tak selamanya dukungan dana melimpah selalu menghasilkan trofi juara, Abramovich juga terkenal sebagai orang yang tak segan-segan memecat manajer klub bila hasil yang diperoleh Chelsea di lapangan tidak sesuai dengan ekspetasinya.

Sebagai salah satu orang terkaya di Rusia, Abramovich memiliki passion tersendiri untuk sepakbola. Dalam hal ini ia selalu menginginkan investasi uang yang ia tanamkan ke skuad biru London dapat dibayar dengan tambahan koleksi trofi di lemari Chelsea. Namun ambisinya terkesan terlalu kenak-kanakan dan tidak sabaran. Hal ini diperlihatkan dari banyaknya manajer yang dipecat sebelum masa baktinya di Chelsea karena pencapaian The Blues tidak sesuai ekspetasi sang taipan.

Jose Mourinho
Nama besar pertama yang menjadi "korban" Abramovich ialah The Special One Jose Mourinho. Manajer yang sukses mengangkat nama Chelsea sebagai salah satu klub besar di Inggris dan Eropa ini dipecat Abramovich karena ia gagal mempersembahkan piala Liga Champion yang belum pernah dimenangkan oleh Chelsea. Padahal Mou sudah menorehkan dua gelar Premier League (2004/2005 dan 2005/2006), satu gelar FA Cup (2006/2007), dua gelar Carling Cup (2004/2005, 2006/2007) dan satu gelar Community Shield (2005).

Selain karena gagal mempersembahkan trofi Liga Champion, faktor intervensi yang selalu dilakukan Abramovich dalam melakukan kebijakan transfer dan penentuan strategi dalam setiap pertandingan Chelsea membuat Mou semakin tidak betah bertahan di Stamford Bridge. Akhirnya melalui 'kesepakatan bersama' Mourinho pun resmi meninggalkan jabatannya sebagai juru strategi The Blues pada 20 September 2007.

Nama besar berikutnya ialah mantan pelatih timnas Brazil ; Luiz Felipe Scolari. Scolari yang sukses mengantarkan Brazil menjadi kampiun Piala Dunia 2002 dan sukses membawa Portugal menjadi runner-up EURO 2004 dan peringkat keempat Piala Dunia 2006 ini hanya merasakan waktu semusim membesut Chelsea. Adalah lagi-lagi karena ketidaksabaran Abramovich yang melihat catatan buruk Chelsea di awal 2009 yang membuatnya harus dipecat dan digantikan manajer sementara ; Guus Hiddink.

Carlo Ancelotti
(source)
Carlo Ancelotti juga pernah merasakan kerasnya mengisi bangku manajer Chelsea. Don Carletto didatangkan dari AC Milan ke Stamford Bridge karena catatan bagusnya kala berlaga di ajang Liga Champion menjadi nilai lebih di mata Abramovich yang haus akan gelar Liga Champion. Nama besar Carletto terlihat kala menjadi pelatih kedua setelah Jose Mourinho yang sukses memberikan gelar EPL pada musim pertamanya membesut Chelsea. Namun Ancelotti harus merelakan posisinya sebagai manajer Chelsea hilang pada bulan Mei 2011 karena kegagalan di Liga Champion.

Andre Villas-Boas
Nama terbaru yang harus dipecat sebagai manajer Chelsea ialah pelatih muda fenomenal asal Portugal ; Andre Villas-Boas. Villas-Boas yang diberikan julukan The Special Two karena sosoknya mengingatkan dirinya akan Mourinho. Jika Mourinho datang ke Chelsea dengan torehan treble-winner kala membesut Porto (Liga Premier Portugal, SuperCup dan Liga Champion), maka Villas-Boas juga berhasil menorehkan treble-winner bagi Porto (Liga Premier Portugal, Taça de Portugal dan Liga EUROPA). Hal ini sekaligus menjadikan Villas-Boas menjadi manajer termuda yang berhasil menjuarai Liga EUROPA.

Namun karir Villas-Boas sebagai nahkoda Chelsea tidak sampai semusim. Ia pun dipecat setelah Chelsea mengalami rentetan hasil buruk, termasuk kekalahan 3-1 dari Napoli dan kekalahan 1-0 dari West Brownwich Albion yang membuat Andre Villas-Boas kehilangan pekerjaannya dalam waktu kurang dari 24 jam sejak kekalahan tersebut. Selain karena buruknya hasil yang ditorehkan Villas-Boas, buruknya hubungan personalnya dengan beberapa pemain senior yang notabene dekat dengan sang taipan juga menjadi salah satu dasar pemecatan The Special Two.

Roman Abramovich memang sudah mengucurkan dana dalam jumlah besar untuk kesuksesan Chelsea, dan wajar rasanya bila ia ingin segala bentuk investasinya dapat dibalas dengan tambahan trofi, khususnya trofi Liga Champion sebagai trofi paling bergengsi seantero Eropa. Namun Abramovich juga harus sadar dan paham kalau membangun sebuah klub yang kuat tidak cukup dalam semusim. Memang dengan uang Chelsea dapat menarik pemain-pemain bintang dalam jumlah banyak, namun para pemain tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kultur Liga Inggris dan pelatih serta skema pertandingan yang baru. Para pelatih juga perlu diberikan kebebasan dalam membangun timnya sendiri hingga dalam beberapa tahun berikutnya dapat tercipta sebuah skuad yang kuat, seperti yang sudah diperagakan Sir Alex Ferguson di Manchester United selama 25 tahun melatih Setan Merah.

Jika Abramovich terus-menerus melanjutkan 'hobinya' memecat pelatih yang gagal memberikan gelar Liga Champion dalam kurun waktu satu tahun, maka Chelsea akan kembali terseok-seok dan harapan untuk memenangkan The Big Ear akan semakin jauh.

8 komentar:

  1. siapakah bakal pengurus baru the blues??

    BalasHapus
  2. sebenernya bingung kalo udah ngomongin beginian harus comment apaan hihi..

    BalasHapus
  3. abramovic ini tipe yg ga sabaran memang, cb aja dlu dia mau bersabar dikit lg, psti bisa champions.. eh malahan morinho yg dapet champions di inter (krna semakin matang dlm melatih)..

    nice topik.. btw, gue link blog kamu y bro.. :D

    http://rizkygmahdi.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin Abramovic berpikir kalau sepakbola itu hampir sama dengan dunia bisnis yang relatif mudah untuk diperkirakan.

      Iya, silahkan saja, terima kasih bro :D

      Hapus
  4. sangat kekanak-kanakan' memang, tapi mau gimna lagi chelsea yang notabenenya salah satu penghuni The Big Four di liga inggris..sudah tersingkir oleh kehadiran klub yang juga kaya (Manchester city)...
    dan chelsea bnyk menuai hasil2 buruk di bbrpa pertandingan akhir2 ini.
    Abramovich pasti galau tu... heheeheu

    BalasHapus
  5. gak ada tim di dunia ini yang sanggup mengalahkan jumlah trofi eropa dan dunia milik ac milan ! hmm chelsea itu sih baru tim kemaren.. hahahahha

    BalasHapus
  6. pengen yang instan doang sih. susah juga kalau baru 1 atau 2 musim melatih langsung berekspetasi yang tinggi2. coba kalau bs lbh sabar. kan pemain sm pelatih itu juga perlu adaptasi lagi. tul gak cuy? :D
    terus juga sebaiknya pemain2 dari akademinya dikembangin. jadi ga selalu beli rising star. kayak tim ituuu :p hehehe.. just my opinion :)

    BalasHapus
  7. wah maniak bola ya,paham bener hehe..checkout blog aku yaah thankyou:D

    BalasHapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...