22 Juni 2012

The Life (Part One)



Fred merasa bosan dengan kehidupannya yang begitu-begitu saja, dimana hari-harinya dihabiskan dengan berangkat ke sekolah, belajar, pulang sekolah, belajar dan tidur. Ia merasa hidupnya meaningless karena rutinitas yang 'membunuhnya' setiap hari. Hari ini seperti biasa Fred berangkat ke sekolah, dimana ia kembali mendengarkan penjelasan guru sambil mencatat hal-hal yang dianggapnya penting.

Ketika istirahat seperti biasa Fred pergi ke kantin untuk menikmati makan siangnya, makan siang berupa dua potong roti lapis yang selalu ia bawa ketika ke sekolah. Dan seperti biasa ia 'terpaksa' makan siang berdua bersama temannya Dre.

Dre merupakan sosok penyendiri mirip Fred, namun ia sedikit bisa bersosialisasi dengan lingkungannnya, suatu hal yang sulit Fred lakukan. Dre yang tampak lebih ceria dibanding Fred ini sering sekali mengusili Fred ketika Fred ingin sendiri. Seperti yang ia lakukan pada jam istirahat kali ini dimana Dre menggoda Fred karena sikapnya yang terlalu dingin.

Fred yang merasa terusik dengan kehadiran Dre akhirnya bergegas meninggalkan kantin, Dre yang masih ingin menggoda sifat dinginnya kemudian mengejar Fred, sampai akhirnya Dre memojokkan Fred di ruang komputer.

"Go get a life will ya ?!" Fred yang mulai kesal dengan kehadiran Dre akhirnya membentak temannya tersebut.
"This is my life man, untuk menghentikan sifat dinginmu yang tanpa kau sadari menjauhkan mu dari anak-anak lainnya." Dre menimpali.
"Anak-anak nggak akan memperhatikanmu kalau kau tidak memperhatikan mereka duluan ! I know, mereka selalu berkata peduli akan dirimy. Don't you realize that whole thing were a lie ?!" Fred mulai emosi.
"Dude, sadar ! Lu berpikir seperti itu karena kau berubah ! Aku tidak habis pikir ada apa denganmu ! Semenjak akhir semester lalu sikapmu berubah !" Dre tanpa sadar juga ikut menaikkan nada bicaranya.

Fred terdiam, ia tidak berani menatap mata Dre. Ia hanya berpaling dan berkata "ini untuk kebaikan kita semua".

Setelah berkata seperti itu Fred pun berbalik akan meninggalkan ruang komputer, tiba-tiba muncul sinar menyilaukan mata.

"Oh shit ! Terjadi lagi, Dre ! Cepat tinggalkan ruangan ini !!" Fred langsung bereaksi setelah melihat cahaya, namun terlambat. Akibat cahaya yang terlalu terang itu telah membuat dirinya tidak sadarkan diri.


. . . . . . . . . . . . . . . .


Dre perlahan membuka matanya, ia masih merasa pusing akibat cahaya yang menyilaukan tadi.

"Finally awake ?" kata Fred saat Dre membuka matanya.
"Yeah, by the way, dimana kita ? Bukannya kita tadi di sekolah ?" Dre menjawab.
"Seperti yang kau lihat, we're in the middle of nowhere." timpal Fred.


Muka Dre masih tampak kaget, namun muka Fred tampak tenang.

"Are you done yet ?" tiba-tiba Fred berkata kepada Dre.
"Siap untuk ?" Dre masih bingung dengan pertanyaan Fred.
"Untuk pulang, tapi kau harus punya keteguhan hati yang kuat" kata Fred.
"I'll do anything asalkan kita bisa pulang !" Dre menjawab dengan mantap.
"Okay, sekarang kita harus mencari tanda-tanda kehidupan." sahut Fred ringan.

Fred dan Dre kemundian berjalan melewati hamparan tanah yang luas. Dre masih tampak bingung dan masih memiliki banyak pertanyaan, namun ia urung menanyakannya kepada Fred yang untuk pertama kalinya ia lihat begitu hidup. Setelah berjalan hampir setengah jam, mereka menemukan sebuah pemandangan yang mengejutkan.

"Fred, apa itu ?" kata Dre sambil menunjuk ke arah makhluk-makhluk yang mirip zombie.

Fred tidak menjawab, padangannya malah tampak seperti orang yang mencari-cari sesuatu. Dan Fred akhirnya melihat bahwa sosok-sosok mirip zombie tersebut sedang menyerang sekelompok remaja yang juga mengenakan seragam sekolah mereka.

"Fred, bukankah .... bukankah itu seragam sekolah kita ? Jadi kita tidak sendiri ?" Dre akhirnya menyadari juga kumpulan remaja yang sedang dikurung sosok mirip zombie tersebut.

"Sepertinya begitu, tampaknya aku harus serius. Dre carilah tempat berlindung" kata Fred.
"Maksudnya ?" Dre masih kebingungan dengan kata-kata Fred barusan.

Fred pun berlari ke arah kawanan mirip zombie tersebut. Dan tiba-tiba dari tangannya muncul sebilah pedang dan dengan mudahnya Fred menghabisi sosok-sosok mirip zombie tersebut satu demi satu. Dre tidak dapat mempercayai hal yang barusan dilihatnya, dia kemudian merasa ragu, apakah yang dihadapannya itu adalah Fred yang selama ini dikenalnya ataukah orang lain.


Dalam hitungan detik Fred berhasil menghabisi semua sosok mirip zombie tersebut. Dre yang merasa keadaan sudah aman memberanikan diri untuk mendekati Fred dan kawanan remaja tersebut.

Ternyata kawanan remaja tersebut memang murid sekolah mereka. Dre mengenal beberapa diantaranya, antara lain Andrew, Eugene dan T.K yang sekelas dengan Fred, dan murid perempuan yang terdiri dari Terry, Gina, Daisy dan Irine. Sama seperti Dre, mereka juga masih ketakutan akibat serangan monster yang barusan menyerang mereka dan sosok Fred yang mampu membunuh mereka dengan mudahnya.

Fred yang menyadari kebingungan teman-temannya kemudian angkat bicara.

"Sekarang kalian tidak berada di Bumi, ini adalah semacam dunia paralel yang disebut Carnagia. Yang barusan menyerang kalian adalah liveless, seperti namanya, mereka adalah sosok tanpa jiwa yang menyukai jiwa-jiwa manusia sebagai makanan mereka. Dalam kondisi normal mereka harusnya tidak bisa mencapai Bumi, namun aku juga nggak tahu kenapa kita bisa terseret ke dunia ini. Oh by the way, senjata yang barusan kalian lihat itu disebut Eve Weapon. Sebuah senjata yang digunakan untuk membunuh liveless yang merupakan bentuk fisik dari pikiran kita. Kalian juga seharunya bisa menggunakannya." Fred seakan menjelaskan kepada teman-temannya.

"Hold on, do you really think we would believe thing that you just said ?" Irine berkata.
"Aku tak mengharapkan kalian percaya, it's totally up to you. Tapi yang ku katakan barusan adalah hal yang aku ketahui tentang dunia ini. Aku juga tidak yakin semuanya benar." Fred menjawab.

"Um... Fred ? Darimana kau mengetahui semua itu ?" Dre bertanya.
"Karena aku dulu pernah kemari, ku pikir setelah yang terakhir kemarin aku tak akan kembali kesini lagi. Tapi tampaknya aku salah." Fred menimpali.

"Aku paham kalian punya banyak pertanyaan, tapi sekarang kita harus menemui Saint. Dia adalah satu-satunya yang bisa menolong kita kembali ke dunia kita. Jadi mulai sekarang kalian pikirkan seperti apa bentuk Eve Weapon kalian dengan cara memikirkannya. Pikirkan bentuknya dengan sangat kuat dan isi dengan kenangan dan harapan terbaik kalian.", Fred menyudahi ucapannya.

"Sooo ... kita harus kemana untuk menemukan si Saint ini ?" Gina bertanya.
"Kita harus mencari tempat yang ada kehidupan, bukan kehidupan manusia seperti yang biasa kita lihat. Asalkan tidak ada liveless maka kehidupan ada." jawab Fred.

"Jadi kita harus kemana ?" Daisy bertanya juga.
"Kita mulai dengan menelusuri jalan ini, and stay close to me jika kalian belum bisa mengaktifkan Eve Weapon kalian. Kita tidak tahu kapan liveless akan menyerang lagi." Fred pun berjalan, diikuti dengan rombongan lainnya.

Rombongan Fred dkk. mulai berjalan menelusuri jalan setapak. Setelah beberapa lama mereka pun tiba-tiba diserbu oleh badai pasir. Mereka tak bisa melihat apa yang ada dihadapan mereka, dipikiran masing-masing mereka hanya ada satu hal. Jangan sampai liveless menyerang di kondisi seperti ini. Badai nya semakin kuat hingga beberapa dari mereka mulai berpindah dari tempat mereka berpijak.

Setelah badai reda, Fred, Dre, Irine dan Daisy pun tersadar. Mereka hanya berempat, terpisah dari rekan-rekan mereka.

"Fred, kita terpisah dari yang lain." kata Daisy.
"Ya, aku tahu itu" Fred menjawab ringan.
"Hanya itu yang bisa kau katakan ?! Bagaimana dengan hidup mereka Fred ?!" teriak Irine pada Fred.
"Aku bukanlah Tuhan yang bisa menyelamatkan semuanya, sekarang kita harus tetap hidup. Kalau salah satu dari mereka bisa mengaktifkan Eve Weapon mereka, maka bisa diasumsikan mereka aman." jawab Fred santai.
"Why you !!" Irine menampar Fred.

Fred pun tetap tak bergeming.

"Mereka itu teman kita Fred !! Dan hanya itu yang bisa kau katakan !!" teriak Irine sambil emosi.
"Aku tahu mereka itu teman, manusia seperti kita. Tapi tak ada yang bisa kita lakukan untuk mereka sekarang." sahut Fred dingin.

"Sudah sudah, sekarang kita harus tenang dan menemukan kehidupan. Sekarang berdoa saja semoga yang lain bisa selamat. Percuma kalau kita bertengkar disini, siapa tahu kita bisa bertemu dengan mereka nanti." Dre berusaha menengahi.

Irine pun terdiam, begitu juga dengan Fred.

"Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berjalan mencari kehidupan. Mungkin benar kata Dre, kemungkinan kita bertemu kembali dengan mereka tidak nol." kata Fred.

Irine pun tampaknya kembali tenang, Daisy juga sudah mulai berdiri.

"Let's move out. Kita harus bergegas sebelum liveless menemukan kita." sahut Fred.

Rombongan Fred, Daisy, Dre dan Irine akhirnya sampai di sebuat perkemahan. Disana banyak kemah yang masing-masing dihuni sosok mirip manusia.

"Mereka penghuni asli Carnagia, mereka tumbuh dalam ketakutan akan serangan liveless. So don't expect any kind of hospitality." sahut Fred.

Fred pun menuntun rombongan tersebut ke arah tenda paling besar. Sebuah tenda yang katanya merupakan tenda milik sang ketua dari perkemahan tersebut.

"Kalian tunggu disini." kata Fred.
"What, you're not gonne leave us behind kan ?" sahut Irine
"Never. Hanya saja mereka bukan jenis yang suka keramaian." jawab Fred ringan.

Fred kemudian masuk kedalam tenda, meninggalkan Dre, Daisy dan Irine di luar. Sementara mata mereka mengawasi sekeliling yan tampaknya juga mengawasi gerak-gerik para 'manusia' tersebut.

Tidak berapa lama Fred akhirnya keluar dari tenda.

"Bagaimana ?" tanya Dre.
"Saint tidak disini. Beberapa hari yang lalu ia memang mampir, tapi ia sekarang sudah berpindah kota." jawab Fred.
"Tapi apa kau tahu kemana tujuan Saint ?" tanya Irine
"Dia pergi ke kota yang disebut Magnama, lumayan jauh dari sini. Jadi kita harus benar-benar mempersiapkan diri." sahut Fred.

"Mempersiapkan diri ?" kata Daisy penuh tanda tanya.
"Aku akan melatih kalian menggunakan Eve Weapon. Selain itu meskipun bentuknya aneh, makanan dan minuman di dunia ini hampir sama dengan yang ada di dunia kita, dan aman dikonsumsi." jawab Fred.

"Urrmm .... Fred ? Darimana kau tahu hal seperti itu ?" tanya Daisy lagi.
"Sudah ku bilang kan ? Kalau aku pernah ke dunia ini dulu ?" jawab Fred dengan entengnya.




........ ( bersambung )

26 komentar:

  1. Aw, ceritanya bagus bangeeet.. ada ilustrasi-nya gitu lagi, ngga bikin bosen, ayo diapdet kilaat!! Dre keliatan keren banget *__*

    Bang, koreksi typo dikit nih ya, itu harusnya kalo make tanda '!' atau '?' di ujung (?) itu nggak perlu pake spasi :) Misa; "Hey kamu !" jadi "Hey kamu!" gitu, yah sepengetahuan saya sih gitu /apasih

    Um, bang, alurnya kecepetan nih, jadi rada ga mudeng yag atas-atasnya, tapi bagus sih *acung jempol* dan ini bahasanya campur ye?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh jadi ga harus pakai spasi yah ? #barutahu
      Thanks infonya ^^v

      Iya, bahasanya sengaja dibikin Indo-Inggris. Soalnya biar lebih "gua" aja tulisannya. (biar beda dengan penulis lain, jadi kalau percakapan agak bilingual gitu).

      Hapus
  2. ah ini ceritanya menarik :3 jadi berasa nonton anime :3 cuma agak kecepetan bang alurnya :3 ehehehehe, coba kalau narasinya agak dipanjangi, dijelasin pelan - pelan gitu, :D IMHO

    oh iya, konsistensi penggunnaan kata "aku, kamu, gue , lu"

    dibagian ini : "Dude, sadar ! Lu berpikir seperti itu karena kau berubah ! Aku tidak habis pikir ada apa denganmu ! Semenjak akhir semester lalu sikapmu berubah !" Dre tanpa sadar juga ikut menaikkan nada bicaranya"

    si Dre ngomongnya ada yang pake lu trus ganti jadi kau :3 menurut aku agak aneh :3

    after all, aku suka konsep ceritanya XD bagus XD ditunggu lanjutannya XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah iya, konsistensi katanya. Maaf pas itu rada khilaf :|

      Iya kakaaa,, semoga lanjutannya bisa memuaskan :D

      Hapus
  3. Wah! Aku kagum dengan plot awalmu bang. Entah kenapa saat mereka masuk ke dalam dimensi baru itu, senjata Eve Weapon menyita pikiranku. Sejenak diam, lalu mengandai-andai Eve Weapon milikku. Hahaha XD Fantasimu tingkat tinggi! :)

    Hem... dua orang di atas mengoreksi typography-mu dan konsistensi kata. Kalau aku mau menambahkan sedikit, sebab ini sering salah kaprah loh.

    Beregeming = Diam/ Terdiam/ Tak bergerak. Di tulisan kamu tulis tak bergeming, maksudnya itu tak diam? Padahal aku rasa kamu bermaksud si Fred itu diam, kan? CMIIW :D

    Tambahan lagi, penggunaan kata "seperti biasa" di awal cerita itu membuat kesan monoton dan miskin diksi. Saranku sih, setiap awal cerita (berhubung ini cerbung) usahakan pakai kalimat yang menarik. IMHO sih. ^_^

    Okesip, aku tertarik baca lanjutan ceritanya. Tag aku lagi! :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku typo, bergeming maksudnya, bukan beregeming. XD

      Hapus
  4. Wah kaget Farid punya kesukaan nulis cerita fantasy begini (sama kayak gue dong... XD) Untuk cerita gue setuju alurnya rada kecepetan tapi nggak masalah sih kalo udah terkemas baik. Misalnya, pemilihan kata2 untuk percakapan, konsistensi, tanda baca, dan klo bisa tanpa perlu deskripsi udah bisa meningkatkan tensi yg baca...


    Beberapa perbaikan kepenulisan aja nih, moga bisa bikin tulisan dikau jadi makin bagus :

    Dalam percakapan itu bukan seperti ini :

    "Saint tidak disini. Beberapa hari yang lalu ia memang mampir, tapi ia sekarang sudah berpindah kota." jawab Fred.

    Tapi begini :

    "Saint tidak disini. Beberapa hari yang lalu ia memang mampir, tapi ia sekarang sudah berpindah kota," jawab Fred.

    {"Saint tidak disini. Beberapa hari yang lalu ia memang mampir, tapi ia sekarang sudah berpindah kota." jawab Fred.

    Perhatikan, percakapan diakhiri dengan koma, bukan titik. Yg pake titik itu salah kaprah sejak jaman SD... :D

    Ini contoh beberapa percakapan dan cara menulisnya :

    1. "Sebaiknya aku pergi nonton," kataku, "apa kau tahu? Saat ini sedang ada film yang keren loh di bioskop."

    2. "Sebaiknya aku pergi nonton. Apa kau tahu? Saat ini sedang ada film yang keren loh di bioskop."
    (tanpa keterangan siapa yg bicara)

    3. Aku berkata, "Sebaiknya aku pergi nonton."

    Perhatikan juga tanda baca di dalem percakapan, jangan pakai spasi ya... :D


    Dan yg terpenting ini :

    dihadapannya

    harusnya :

    di hadapannya (soalnya di ketemu kata benda, jadinya kata depan, kalo ketemu kata kerja jadinya imbuhan)

    :D

    Keep nulis yak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. btw bang Glen,
      kata "di" dan "ke" itu bukannya dipisah kalau menunjukkan tempat saja ?

      Hapus
    2. Koreksi bang Glen: "Di sini" bang, bukan disini. Dipisahkan spasi. :) CMIIW :D

      Hapus
    3. terlepas dari semua aturan penulisan itu, bang farid punya imajinasi tingkat tinggi dan cocoknya dijadikan film anime. ^_^

      Hapus
    4. Terima kasih atas info-nya bang Glen. Maklum jarang bikin tulisan seperti ini. Jadi rada" bingung awalnya. Hehehe

      Hapus
    5. KUERRREEEENN Gan!!!! btw knp gak buat novel aja, lumyn hasilnya buat makan 2 bulan... Lagipula tulisan kaya gini mmbutuhkan imajinasi tingkat tinggi.. jadi Lanjutkan bro! Oya, coba abang baca2 buku LORD OF THE RING. Novel yg itu tuh mnrut gue keren krn ada catatan sejarahnya, contohnya "tahun 1654, Bangsa Elf mulai turun ke bumi, mereka mencari...." mngkin situ bisa dapet inspirasi..^^

      Hapus
  5. wah asik banget bang ceritanya, gak bosen bacanya :D
    ditunggu kelanjutannya :D

    BalasHapus
  6. Kyaaaaaa gitu dong bang keluarkan sisi lain lo. jadi gw tunggu cerita tentang asrama kk versi lo ya #eh tetep.

    salut gw sama imajinasi lo. walaupun panjang tapi tiap paragranya ngga monoton dan bikin bosen. gw bacanya lagi berasa nonton film animasi apa gitu yang masuk-masuk ke dimensi lain. sumpah lo bisa kepikiran cerita kesono.

    okesip komentar diatas udah cukup masukan. kalau masalah tanda baca dan eyd buat gw sih sambil berjalan aja. nanti juga jadi lebih baik. gw tunggu kelanjutannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru pertama yang diseriusin Jay, doakan mood terjaga, hehe :P

      Mungkin karena dampak kebanyakan baca manga dan nonton anime, gua juga kaget hasilnya panjang gitu :D

      Iyaa, maklum masih nubie di dunia cerbung.

      Hapus
  7. kyaaaaaa gila keren , berasa masuk ke dalem cerita ama terbayangkan oleh si pembaca , kalo di bikin animasi anime nya keren tuh , ga sabar pengen tau kelanjutanya !!! :D

    BalasHapus
  8. wew..
    keren lo, cerita fiksi kamu.
    berasa baca komik manga. wkwkwk..
    ditunggu yah lanjutannya :)

    BalasHapus
  9. keren pas tau itu cahaya putih bisa bawa ke dimensi lain langsung inget sama cerita narnia :D
    itu si fred,drew dkk pada bisa ketemu saint ape kagag dan pada bisa pulang ape kaga ke bumi ..?? *penasaran
    ayo kakak aku tunggu part selanjutnya ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dikasih tahu semua malah jadi spoiler dong :P hehehe.

      Hapus
  10. keren sangat bermanfaat http://rizkyadipranata04.blogspot.com/ mampir di blog saya ia jangan lupa follow oia skalian tukeran links ia eheheheh mksh

    BalasHapus
  11. bikinan sendiri ? keren nih kalo dijadiin buku .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bikinan sendiri.
      Amiiin, semoga benar bisa jadi buku #ngarep

      Hapus
  12. Gue ngebaca sambil ngeillustrasiin di dalem pikiran gue. Pusing, tapi asik. Gue sering bikin eve weapon dalem mimpi gue, ga semua berbentuk senjata tapi ada juga yang berbentuk pola pikir.

    BalasHapus
  13. Kece.nih bang, seru baru part awal aja~
    Ditunggu next episode ☺

    BalasHapus
  14. kereeeeen... ceritanya ga keduga. ada sisi animenya. gambaran latarnya bisa kebayang.
    ga sabar baca yg selanjutnya. :D

    BalasHapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...