5 September 2012

Nicklas Bendtner, Good Deal or Bad Deal ?

Pembukaan bursa transfer lalu para Juventini dijanjikan Beppe Marotta bahwa klub kesayangan mereka akan kedatangan sosok striker kelas dunia. Nama-nama besar seperti Robin Van Persie, Edinson Cavani, Gonzalo Higuain, Fernando Llorente, Stevan Jovetic hingga Dmitar Berbatov masuk dalam radar pencarian Ill Bianconeri. Alih-alih salah satu dari nama diatas, malah striker "kelas-dua" asal Arsenal ; Nicklas Bendtner yang didatangkan dengan status pinjaman.


Tentu kedatangan Bendtner mengagetkan semua pengamat sepakbola --khususnya Juventini-- karena Bendtner bisa dibilang jauh untuk dikategorikan sebagai striker kelas dunia, malah namanya kurang terkenal bila dibandingkan dengan nama-nama yang sebelumnya menjadi incaran Juventus.

Skandal calcioscommesse yang menimpa beberapa punggawa Juventus seperti Antonio Conte (hukuman 10 bulan), Leonardo Bonucci dan Simeone Pepe -- meski akhirnya Bonucci dan Pepe dinyatakan tidak bersalah -- seakan membuat Si Nyonya Tua kesulitan mendatangkan pemain kelas dunia untuk mengisi lini depan Juventus. Kedatangan Bendtner bisa dikatakan sebagai panic buy karena dilakukan di detik-detik akhir bursa transfer.

Namun apakah Juventus melakukan perjudian berbahaya dengan mendatangkan pemain yang kesulitan menembus starting eleven Arsenal tersebut?


Pertama mari lihat nilai jual seorang Bendtner yang juga merupakan 'kelemahan' Juventus musim lalu ; duel udara. Dengan tinggi mencapai 195cm, Bendtner merupakan pemain tertinggi Juventus saat ini. Mengingatkan juventini akan sosok legenda David Trezeguet? Belum, Bendtner belum mencapai level seorang Trezegol, namun dengan usia 24 tahun ia memiliki banyak kesempatan untuk berkembang.

David Trezeguet

Trezeguet memang hanya mencetak 15 gol di musim pertamanya berseragam Juventus, namun musim berikutnya ia menggila dengan torehan 32 gol dari 46 laga Juventus, pencapaian yang memberikannya anugrah Top Skorer Serie-A, Pemain Asing Terbaik Serie-A dan Pemain Terbaik Serie-A. Bendtner? Melihat tidak dimainkannya pemuda Denmark di beberapa laga awal Si Nyonya Tua ia masih harus bersabar untuk memperlihatkan talentanya.

Namun faktor fisik menjulang pantas membuat nama Bendtner diperhitungkan, karena semenjak hengkangnya Trezeguet dari Juve, tidak ada pemain lain yang bertipe big man yang sanggup memenangkan duel udara di kotak pinalti lawan. Pemain-pemain seperti Vicenzo Iaquinta dan Amauri pernah dicoba di posisi ini namun hasilnya tidak sesuai yang diinginkan.

Hal ini menguntungkan Juventus, dimana pemain-pemain seperti Lichsteiner, De Ceglie, Asamoah, Isla, hingga Pirlo termasuk pemain yang memiliki kemampuan mengirimkan umpan lambung yang berbahaya ke kotak pinalti lawan. Dengan catatan bahwa Bendtner lebih banyak menjaringkan gol melalui sundulan kepalanya, patut ditunggu apakah Bendtner mampu menjadi sosok seperti Trezeguet? Sosok yang mematikan di duel udara.

Selain handal dalam duel udara, Bendtner juga dikenal sebagai striker yang gemar terlibat dalam permainan. Hal ini didukung dengan kemampuan olah bola dan passing-nya yang terasah kala berseragam Arsenal (ditempatkan di posisi sayap) dan Sunderland.

Masalah Bendtner ada pada sifatnya yang arogan, menganggap dirinya sebagai pemain terbaik dunia atau semacamnya membuat performa pemain yang tampil luar biasa kala EURO 2012 lalu ini sulit mendapatkan kepercayaan Wenger. Inkonsistensi menjadi problem utama yang harus diselesaikan oleh Bendtner sebelum ia benar-benar menjadi pemain kelas dunia.

Selain beberapa faktor di atas ada alasan lain yang bisa jadi alasan masuk akal seorang Marotta memboyong Bendtner ke Juventus Stadium. Yaitu pengalaman bermain di ajang sebesar Liga Champion yang lebih dibandingkan semua striker Juventus saat ini. Pengalaman Bendtner kala berseragam Arsenal dapat menjadi senjata rahasia Conte/Carrera di saat striker lain masih minim pengalaman bermain di Liga Champion.

Jika Bendtner benar-benar dapat meraih kesuksesan di Juventus, maka menarik bila dilihat dari statistik pemain yang paling cocok untuk berduet dengannya ialah Sebastian Giovinco. Karena Gio merupakan pemain yang memiliki kemampuan dribble dan passing yang bisa dimaksimalkan Bendtner, belum lagi Gio merupakan pemain yang gemar melebar ke sisi kiri permainan, sisi sebaliknya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Bendtner.

Bila sukses, duo Gio-Bendtner dapat mengingatkan Juventini akan duet legendaris mereka. Allesandro Del Piero dan David Trezeguet. Kebetulan kedua duet ini memiliki kesamaan. ADP dan Gio yang tumbuh besar di kultur Juventus dan (pantas) mengenakan nomor punggung 10, sedangkan Bendtner dan Trezeguet sama-sama merupakan pemain asing bernomor punggung 17, yang mana juga menjadi angka sial bagi masyarakat Itali.

David Trezeguet - Allesandro Del Piero

Seadainya pun Bendtner gagal bersinar bersama Bianconeri, Juventus dapat melepasnya kembali ke Arsenal tanpa harus membayar uang sepersen pun. Jadi peminjaman Bendtner di detik-detik akhir ini bisa disebut sebagai perjudian minim resiko oleh Beppe Marotta. Tapi tentunya, semua Juventini berharap Bendtner mampu bersinar seperti Trezeguet, bahkan mungkin melebihinya di masa depan.


IN THE END
BENVENUTO BENDTNER !!!

6 komentar:

  1. gak komen apa2.. semua udah di jelasin lengkap huahahaha.. itu dia, ini kayak panic buy, gambling abis. semoga dengan fisik kuat khas org denmark bisa tahan sama kultur liga itali~

    BalasHapus
  2. Yang jelas mungkin karena Bendtner tidak 'se-agresif' striker sekelas Trezeguet atau Inzaghi, dia kurang berbahaya di dalam kotak pinalty. Tapi setuju sama penjelasan di atas tadi, Juve memang memunyai pemain yang pintar dalam mengumpan bola2 udara seperti Pirlo.. dan kita tahu Bendtner memang 'sedikit' jago meng-heading bola kan? sedikit tidaknya bisa dimanfaatkan oleh Juve.. heheu

    Btw, Om Del piero apa sudah resmi ke klub Australia itu bang??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas sekarang Bendtner menjadi pemain yang kemampuan duel udaranya paling baik di lini depan Juventus. Semoga saja ia bisa bersinar.

      Soal Del Piero iya, beliau sudah resmi dikontrak oleh Sydney FC kemarin.

      Hapus
  3. bendtner memang pantas bermain di Italia karena gaya permainannya yg tidak terlalu agresif, sesuai sepak bola itali

    BalasHapus
  4. ngeliat foto diatas jd kangen duet trezegol :|

    apalagi delpipo dulu.. duet yg ngebuat saya jatuh hati sama juventus. semoga duet gio-bendtner bisa membawa juve sukses.

    salam merda buat iler + milan. wkwk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jamannya Delpipo ada Zidane di lini tengah, makin kece jaman itu :3

      Hapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...