22 Juli 2013

Melihat Potensi Tiga Rekrutan Baru Juventus

Menyambut musim kompetisi 2013/2014, Juventus sebagai juara bertahan Serie-A telah mempersiapkan skuat mereka agar dapat kembali menjuarai Liga Italia serta berbicara lebih banyak lagi di kompetisi Eropa.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, La Vecchia Signora telah memperkuat skuat dengan mendatangkan beberapa pemain berkualitas yang dirasa bisa meningkatkan standar permainan Juventus.

Lini depan yang menjadi titik lemah musim sebelumnya telah ditambal dengan mendatangkan Carlos Tevez dan Fernando Llorente, selain itu sektor belakang yang sudah mumpuni akan semakin tangguh lagi dengan kehadiran pemain tim nasional Italia, Angelo Ogbonna.

Seperti apakah kira-kira pengaruh ketiga pemain baru Juventus (sejauh ini) terhadap performa Si Nyonya Tua ke depannya?

#1. Fernando Llorente


Striker berkebangsaan Spanyol ini transfer-nya sudah dirampungkan Juve sebelum musim kompetisi 2012/2013 berakhir melalui kesepakatan bosman dengan Athletic Bilbao. Saat itu, Llorente didatangkan kemungkinan karena kubu Juventus pesimis bisa mendatangkan striker besar yang berkualitas dan pada saat yang sama Llorente juga mengutarakan keinginannya untuk hengkang dari Bilbao.

Juventini mungkin rindu dengan sosok big man yang bisa menjadi target bola-bola udara semenjak ditinggal David Trezeguet. Llorente dengan tinggi badan mencapai 195cm bisa menjadi jawaban atas kerinduan tersebut. Dengan badan tinggi menjulang serta kemampuan memenangkan bola udara membuat Llorente diperkirakan mampu menjadi Trezeguet baru Juventus, selain kemampuan berduel udara ia juga membuktikan mumpuni bertindak sebagai striker pantul atau penyelesai peluang.

Namun Re Loene bukan tanpa masalah, akibat memastikan hijrah ke Juventus pada pertengahan musim lalu ia dibekukan dari skuat Bilbao. Hampir setengah musim tidak bermain menjadikan kemampuannya dipertanyakan, bukti sahih, ia gagal menembus skuat tim nasional Spanyol untuk Piala Konfederasi setelah sebelumnya diperhitungkan sebagai salah satu bakat paling bersinar Spanyol.

Belum lagi kultur sepakbola Italia yang keras dan biasanya menyulitkan adaptasi pemain luar, pengalaman mantan pemain Spanyol, Gaizka Mendieta yang bisa dibilang gagal di Lazio setelah sebelumnya bersinar bersama Valencia patut menjadi pengigat Llorente bahwa kompetisi Serie-A tidak semudah itu ditaklukkan pemain Spanyol.


#2. Carlos Tevez


Mewarisi nomor punggung keramat peninggalan legenda-legenda Juventus serta lakunya jersey replika dirinya di toko resmi Juventus seakan menjadi jaminan bahwa Carlitos musim depan akan menjadi langganan di starting eleven Juventus. Meskipun harga belinya 'hanya' 9 juta euro (plus bonus tiga juta apabila Tevez sukses di Juventus) dari Manchester City, tidak menjadikan kemampuan Tevez sebagai striker kelas dunia 'satu-satunya' di Juventus menjadi diremehakan.

Permainan ngotot yang didukung kemampuan menjaga dan menggiring bola menjadi nilai lebih Tevez, hal tersebut karena striker Juventus yang lain dirasa kurang bisa konsisten menampilkan hal tersebut. Insting mencetak gol Tevez juga diharapkan menjadi jawaban atas mandulnya lini depan Juventus dua musim belakangan. Conte yang mengatakan ingin mencoba formasi 3-5-2 atau 4-3-3 juga dirasa mampu mengakomodir Tevez mencetak banyak gol.

Meskipun banyak yang memuja, namun tidak sedikit juga yang mengkritik pemberian nomor punggung 10 kepada Apache. Hal ini karena pemain nasional Argentina tersebut kerap bermasalah dengan kedisiplinan, sedangkan nomor 10 di Juventus menjadi perlambangan pemain yang bisa mewakili citra klub secara keseluruhan. Belum lagi ia juga dianggap mengalami kelebihan berat badan oleh sang allenatore, Antonio Conte. Jika Tevez tidak bisa mengendalikan perilaku 'liar'nya, ia bisa disebut sebagai nomor 10 paling gagal yang pernah berseragam Juventus.


#3. Angelo Ogbonna


Pertahanan Juventus memang bisa dibilang sebagai salah satu yang terbaik di Italia dan Eropa musim lalu. Dihuni pemain yang juga merupakan 'paket' di tim nasional Italia, rasanya agar sulit membayangkan Juventus membutuhkan tambahan pemain di lini belakang. Nyatanya? Juventus sukses mendaratkan pemain tim nasional Italia lainnya dari rival sekota, Torino.

Ogbonna didatangakan untuk memberikan 'kecepatan' pada lini belakang Juventus. Trio lini belakang Juventus musim lalu memang kokoh, namun apabila berhadapan dengan pemain yang memiliki kecepatan, kontrol bola yang baik serta kekuatan badan maka trio tersebut akan mengalami kesulitan.

Pengalaman diobrak-abrik oleh Oscar dan Hazard kala imbang 2-2 menghadapi Chelsea serta ketidakmampuan membendung trio Ribery-Muller-Robben seakan membuktikan lini belakang Juventus lemah menghadapi pemain cepat.

Ogbonna menjadi jawaban atas masalah kecepatan tersebut. Sebagai pemain yang relatif muda (25 tahun) dibandingkan bek Juventus lainnya, Ogbonna memiliki kecepatan dan juga kekuatan berduel fisik dengan lawan. Memang kecepatannya masih kalah apabila dibandingkan dengan Martin Caceres, namun Caceres bukanlah bek tengah murni, ia bisa dimainkan sebagai bek tengah. Namun karena posisi aslinya adalah wing-back kanan Caceres sering alpa kembali setelah membantu serangan. Caceres juga kalah dari Ogbonna apabila membandingkan bentuk dan kekuatan fisik.

Namun anggapan bahwa Ogbonna mampu menghadapi pemain lawan yang berkecepatan tinggi bisa menjadi bumerang bagi pemain blasteran Italia-Nigeria ini. Ogbonna tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam menghadapi pemain berlevel dunia, di Serie-A sendiri hanya segelintir pemain menyerang yang bisa dikatakan level dunia. Karena itu Ogbonna masih membutuhkan pengalaman bertanding lebih banyak agar ke depannya ia bisa menjadi andalan Juventus dan tim nasional Italia.



--------------------------------------------------

Juventus memang telah mendatangkan berbagai pemain untuk meningkatkan level permainan mereka. Berdasarkan reputasi pemain yang telah didatangakan wajar apabila para Juventini berharap banyak tim kesayangan mereka mampu tampil lebih ganas musim depan.

Jendela transfer Eropa belum ditutup dan Juventus masih memiliki kemungkinan mendatangkan --atau bahkan menjual-- pemain lainnya. Namun pembelian mahal belum tentu berguna apabila sang pemain gagal beradaptasi dengan atmosfer Juventus dan juga Serie-A.

Mari menunggu musim kompetisi 2013/2014 untuk membuktikan kemampuan sebenarnya dari tiga rekrutan anyar Juventus tersebut.


2 komentar:

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...