15 November 2015

RWBY Volume 3 [First Impression]


Meskipun telah ditinggal meninggal sang kreator Monty Oum, akhirnya seri animasi milik Rooster Teeth ini kembali dilanjutkan. For better or worse, ditinggal sang mastermind tentu memberikan perubahan bagi seri ini, dan perubahan itu cukup terasa apabila kalian sudah menonton dua volume RWBY sebelumnya.

Yang pertama dan pastinya terasa ada hilangnya fast-paced-battle ala RWBY (atau harus saya bilang, Monty Oum?) yang sudah menjadi daya tarik tersendiri dari seri ini. Hal ini disebabkan karena hilangnya Monty Oum sebagai si jenius fast-paced-battle dari belakang layar RWBY.

Namun hal ini diakali staff yang "baru" ini dengan menambahkan elemen skill/magic dalam adegan pertarungannya. Selain itu battle scene di volume ketiga terasa lebih mengutamakan kerjasama antar tim ketimbang pamer skill individu.

Memang, dalam dua volume sebelumnya masih ada serangan kerjasama tim, tapi di volume tiga ini kerjasama timnya terasa lebih situasional ketimbang dua volume sebelumnya yang bisa dibilang, textbook.


Kedua, sekarang dunia RWBY itu sendiri terasa lebih luas secara kualitas. Maksud saya disini adalah jadi semakin banyaknya karakter unik --yang bukan karakter template yang digunakan sebagai background character only-- dari seri ini, bukti paling jelas adalah makin banyaknya tim yang muncul macam team BRNZ dan SSSN.

*Khusus team SSSN, akan terasa sedikit aneh apabila tidak dijelaskan mengapa Scarlet David dan Sage Ayana memilih bergabung dengan Sun Wukong dan Neptune*

Ketiga adalah semakin luasnya ekspresi antar karakter (entah karena volume 3 ini akan mulai membahas tentang orangtuanya Ruby dan Weiss).


Meski perubahan ketiga ini rasanya tidak sebesar dua point pertama, namun rasanya cukup menyegarkan melihat karakter RWBY tidak terlalu fixated dengan satu "peran". Sebagai contoh lihatnya Blake yang awalnya memiliki kesan cool-tsundere tiba-tiba menjadi "jatuh cinta" terhadap.... ikan.

Dan terakhir, munculnya subtitle.

Fitur ini belum ada di dua volume sebelumnya (if I'm not mistaken), fitur 'pelengkap' ini bisa jadi solusi bagi penggemar RWBY yang kesulitan memahami alur cerita karena bermasalah dengan kemampuan listening-nya.

Akhir kata, RWBY volume tiga memang terasa berbeda karena hilangnya sang jenius Monty Oum dari jajaran staff, namun bukan berarti seri ini jadi tidak bisa dinikmati sama sekali. Setidaknya staff yang sekarang sudah cukup berusaha untuk memperbagus seri ini sesuai dengan kemampuan mereka sekarang, lagipula RWBY volume 3 baru saja dimulai, masih terlalu bila untuk mengatakan seri ini tidak pantas untuk ditonton.


2 komentar:

  1. Dari segi grafisnya yang gue liat sih ini film nanggung ya? Antara animasi sama kartun. Tapi at last, karakter-karakter di dalamnya emang keren sih kayak manga pada umumnya hehe... btw, lo udah pernah bahas soal One Punch Man belom, rid?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga proyek animasi Indie jadi ya rada-rada gitu hasilnya.

      Belom, gue entah mengapa enggak terlalu tertarik sama Saitama-san :)

      Hapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...