7 Januari 2016

Paulo Dybala, Tulang Punggung Baru Juventus


Musim kompetisi 2015/2016 seakan jadi ajang bagi para striker asal Argentina untuk adu kebolehan. Siapa yang bisa membantah kualitas yang dimiliki Lionel Messi (Barcelona) dan Sergio Aguero (Manchester City) sebagai juru gedor?

Musim kompetisi kali ini juga jadi musim dimana striker asal Argentina kembali mengguncang persepakbolaan Italia. Selain torehan luar biasa Gonzalo Higuain bersama Napoli (16 gol dari 17 pertandingan) dan penampilan impresif Icardo bersama Internazionale Milan, pemain Argentina lainnya yang menebar sensasi di Serie-A adalah striker anyar Juventus, Paulo Dybala.

Didatangkan dengan banderol 35 juta euro, Dybala awalnya dianggap terlalu mahal dan terlalu muda untuk mengisi lini depan Juventus yang sudah disesaki Mario Mandzukic, Alvaro Morata, Fernando Llorente dan Simone Zaza. Namun seiring waktu pemuda Argentina memberikan bahwa dirinya pantas dibayar mahal.

Dybala awalnya akan kalah bersaing dengan Mandzukic dan Morata, dimana Mandzukic merupakan striker kaya pengalaman yang sangat dibutuhkan Juventus karena kepergian Carlos Tevez dan penampilan impresif Morata pada paruh kedua musim 2014/2015. Namun start buruk Juventus yang ditenggarai mandulnya lini depan La Madama seakan jadi berkah bagi pemuda 22 tahun.


Start buruk Juventus mampu dimanfaatkan Dybala untuk tampil sebagai messiah Juventus. Meskipun mulai dari bangku cadangan, pemuda Argentina perlahan mulai memantapkan posisinya di starting eleven Juventus. Tak jarang Dybala menjadi faktor penentu pada pertandingan yang sebenarnya secara keseluruhan dimainkan secara buruk oleh skuat Juventus.

Dengan torehan 10 gol dan tiga assist, Dybala perlahan membuat rasa rindu Juventini terhadap sosok Carlos Tevez dan Andrea Pirlo perlahan mengurang. Bila Tevez dirindukan karena ketajaman dan kegigihannya di kotak pinalti lawan dan Pirlo dirindukan karena kemampuan playmaking-nya, maka Dybala dapat melakukan kedua hal tersebut.

Selain kaki kiri yang menjadi senjata andalannya dalam mengoyak gawang lawan, kelincahan dan visi bermain Dybala acap kali membuat pemain Juventus lainnya berada pada posisi yang menguntungkan. Dybala juga mahir dalam membuka ruang dan menciptakan peluang bagi rekannya.


Dari gaya bermainnya, peran trequartista Dybala seakan mengingatkan Juventini akan salah satu legenda mereka, Allesandro Del Piero. Dybala dan Sang Pangeran Turin bukanlah striker murni, melainkan striker yang lebih bertugas untuk memecah konsentrasi lawan dan menciptakan assist bagi tandemnya, namun tak jarang mencetak gol penentu pertandingan.

Selain itu Dybala juga mematikan sebagai eksekutor bola-bola mati, layaknya Del Piero dan pemilik nomor punggung 21 sebelumya, Andrea Pirlo. La Joya  mulai memperlihatkan dirinya juga bisa menjadi momok dari situasi bola mati. Torehan satu gol dan satu assist dari situasi bola mati saat Juventus membungkam Hellas Verona menjadi bukti sahih kemampuan Dybala.

Selain bersama Mandzukic, tandem Dybala bersama Paul Pogba juga menjadi ancaman bagi pemain bertahan lawan. Duet ini juga mulai disama-samakan dengan beberapa duet midfielder-striker Juventus sebelumnya macam Tevez-Pirlo hingga Del Piero-Zidane.


Secara umur, Dybala memang masih terhitung muda dan belum sampai pada penampilan terbaiknya, namun berdasarkan penampilan di atas lapangan saat ini, tidak salah bila kita menyebut Paulo Dybala adalah pemain yang sudah menjadi tulang punggung permainan La Vecchia Signora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...