19 Juni 2016

#Marottanomic di Tubuh Juventus


Ada petuah yang mengatakan bahwa kesuksesan sebuah tim tidak semata-mata datang dari hasil di atas lapangan, tapi merupakan gabungan dari hasil diatas lapangan DAN kombinasi antara transfer pemain dan manajemen yang bagus. Menilik hal tersebut, rasanya dominasi Juventus dalam lima tahun terakhir di kancah Serie-A merupakan contoh nyata dari petuah tersebut.

Juventus pantas bersyukur memiliki Giussepe Marotta sebagai Director General mereka. Meskipun memulai musim debut mereka dengan kurang sukses (finis di peringkat ketujuh), namun musim berikutnya Marotta dan "tangan kanan"nya, Fabio Paratici sukses mendongkrak prestasi Juventus melalui kinerja dibalik layar.

Filosofi transfer Marotta selama berada di Juventus adalah menciptakan sebuah skuat yang seimbang antara pemain muda bertalenta dengan pemain senior. Hal ini bisa dilihat dari transfer yang belakangan dilakukan Juventus kebanyakan 'membuang' pemain senior yang dianggap kurang berkontribusi dan membeli pemain muda sembari mempertahankan para pemain kunci

Marotta juga dikenal jeli mencari pemain berbakat, tak jarang dengan harga sangat murah, bahkan gratis. Pemain yang sukses menjadi pilar Juventus pun didapatkan dengan harga yang terbilang murah, sebut saja Leonardo Bonucci (15.5juta Euro), Andrea Barzagli (300ribu Euro) hingga Arturo Vidal (10,5 juta Euro).


Selain itu Marotta juga sukses mendatangkan sederet pemain berkualitas secara cuma-cuma, nama-nama seperti Kingsley Coman, Fernando Llorente, Andrea Pirlo dan Neto datang ke Turin tanpa perlu mengeluarkan sepeser uang pun. Puncaknya adalah trio lini tengah Juve yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di Eropa pun nyatanya diciptakan dengan total transfer sebesar 0 Euro!

Marchisio merupakan binaan asli klub sedangkan Khedira dan Pogba didatangkan secara gratis.

Pemain yang didatangkan Marotta juga harga jualnya meningkat selama di Juventus, lihat contoh Arturo Vidal yang awal musim 2015/2015 hijrah ke Bayern Munich dengan biaya transfer 37juta Euro (untung 26.5juta Euro) atau Kingsley Coman yang sekarang juga membela Bayern Munich dengan status pinjaman namun memiliki klausul pembelian mencapai 28juta Euro. Artinya Juventus -berkat Marotta- berhasil menjual pemain dengan keuntungan total karena tidak mengeluarkan uang saat membelinya.

Bicara tentang harga naik yang melonjak tajam, nama yang paling sukses 'dikembangkan' Marotta dan Juventus tentu adalah Paul Pogba. Pemain berkebangsaan Prancis yang dianggap 'tidak berguna' oleh manajer sekaliber Sir Alex Ferguson kini disebut-sebut sanggup memecahkan rekor transfer sebagai pemain termahal.

Meski terkesan 'pelit', namun Marotta juga berani membujuk Juventus untuk menggelontorkan dana secara besar-besaran. Sebut saja transfer Paulo Dybala dari Palermo pada awal musim 2015/2016 dan transfer Miralem Pjanić dari AS Roma pada akhir musim 2015/2016 yang sama-sama menghabiskan dana mencapai 32juta Euro

Pjanić dan Dybala yang didatangkan dengan tebusan 32juta Euro dari klub rival Juventus di Serie-A.

'Badai' Marottanomic masih belum akan berhenti, dimana Juventus santer dikabarkan akan mendapatkan bek kanan Barcelona, Dani Alves --sekali lagi-- dengan status bebas transfer. Bila mercato yang baik sudah menjadi 50% kans menjadi jawara Serie-A, maka Juventus patut berterima kasih pada pria Varese karena kejeliannya mendatangkan pemain bertalenta dengan harga yang 'masuk akal'.


1 komentar:

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...