7 Oktober 2016

Jangan Curhat Ke Lawan Jenis. Berbahaya!


Curahan hati atau biasa disebut curhat dapat dikatakan sebagai metode seseorang untuk melepaskan segala beban pikiran yang ada di kepala/hati. Entah itu sekedar untuk melepaskan beban yang tertahan maupun sebatas ingin mendapatkan 'pembenaran' atas argumen yang tidak bisa dikatakan secara lantang di ruang publik.

Di era modern seperti sekarang, curahan hati dapat secara umum ditemukan pada berbagai media sosial, untuk disesali kemudian apabila berakhir buruk. Meskipun saat ini internet 'menyediakan' ruang untuk melampiaskan beban di kepala/hati, namun 'fitur' curhat kepada sesama manusia masih sering dilakukan beberapa orang.

Sayangnya tidak semua orang dapat dijadikan teman curhat yang terpercaya, bahkan beberapa dari mereka dapat dikatakan 'berbahaya'.


Agar lebih mudah, mari kita persempit pembicaraan pada sepasang kekasih yang memiliki hubungan asmara --meskipun dapat diaplikasikan pada hubungan antar manusia lainnya-- . Dalam berinteraksi antar sesama, manusia memiliki kecenderungan untuk terlibat dalam pertikaian apabila mereka memiliki perbedaan pendapat.

Khususnya pada pasangan yang berada dalam hubungan asmara, perbedaan pandangan dapat membuat mereka cepat beraksi mengikuti emosi ketimbang pikiran jernih (apalagi yang masih berusia remaja). Hal ini kemudian membuat hubungan kedua individu ini memburuk dan biasanya akan saling 'menjauh' dengan caranya masing-masing.

Dalam hal ini, sosok teman curhat pun menjadi sosok yang dicari. Sebagian ada yang mencurahkannya di media sosial (untuk kemudian disesali, apabila melampiaskannya di media umum/tidak di-filter privasinya) sebagian mencari sosok 'real' dari teman curhat ini, dalam kata lain, kehadiran manusia/individu lainnya.


Bila merujuk kepada judul postingan, maka yang berbahaya adalah teman curhat yang berbeda jenis dengan pasangan kita. Padahal hal tersebut tidak 100% benar dan tidak 100% salah. Teman curhat itu dapat 'berbahaya' tergantung sifat dasar si teman curhat itu sendiri.

Problema yang kerap muncul apabila mencurahkan perasaan pada lawan jenis (khususnya bila yang curhat wanita dan teman curhatnya lelaki) adalah si wanita akan merasa bahwa sang teman curhat ini lebih peduli pada dirinya, buktinya ia mau meluangkan waktunya untuk mendengarkan curahan hatinya.

Padahal realitanya belum tentu seperti itu, bisa jadi teman curhat tersebut memang kebetulan punya waktu kosong atau mungkin si teman curhat itu punya 'agenda' lain. Namun karena kondisi yang sedang tidak stabil dan merasakan perhatian yang berlebih, dapat membuat seseorang menjadi salah tafsir kalau teman curhatnya itu 'lebih' dibanding kekasihnya.

Sedangkan masalah yang muncul apabila curhat dengan sesama jenis (dalam hal ini saya mengambil contoh, seorang wanita curhat akan masalah percintaannya kepada teman wanitanya) biasanya memiliki konklusi akhir yang hampir sama meskipun berbeda dalam pendekatan, alias sama berbahayanya juga.

Curhat dengan teman sesama jenis dikatakan berbahaya apabila orang yang menjadi teman curhat ini memiliki 'agenda' lain (juga). Bedanya mungkin dalam hal ini adalah si teman curhat itu antara membenci pasangan kita, atau malah ingin menjadikan kekasih kita sebagai pasangannya, dan kesempatan untuk 'mencuci otak' muncul dari kegiatan menjadi pendengar curahan hati.


Sebenarnya bukan hanya dalam urusan percintaan saja curhat 'sembarangan' dapat berbahaya, dalam hal pekerjaan juga demikian. Anggaplah kita sedang memegang peranan penting dari sebuah proyek yang harus dirahasiakan dari orang luar, namun karena beban yang menumpuk dan 'kesalahan' dalam memilih teman curhat, dapat berakibat kita malah membocorkan 'rahasia perusahaan' kepada sang teman tersebut, yang menjadi bahaya apabila ia adalah orang yang ingin mencuri ide tersebut maupun orang yang ingin menjatuhkan kita.

Mungkin dari kalian masih ada yang ingat akan kasus orang yang menghina suatu instansi/ras/daerah melalui media sosial "path" dan akhirnya malah menjadi viral dan orang tersebut pada akhirnya menjadi public enemy.

Dari kasus tersebut kita dapat mengambil tiga kesalahan yang dilakukan orang tersebut. Pertama adalah melampiaskan emosi di media sosial, yang mana tidak dapat kita kontrol sepenuhnya siapa saja yang dapat melihatnya, kedua ialah salah dalam memilih pertemanan, karena apabila ia benar-benar teman si pelaku (atau korban?) maka hampir tidak mungkin langsung disebar dan menjadi viral. Dan yang ketiga adalah ia salah dalam menggunakan media sosial bernama path tersebut.

For more info and thought, you can visit my friend's blog here ~> "ramydhia.com"



Juga, tidak selalu orang yang dijadikan teman curhat telah menyiapkan diri terlebih dahulu untuk menjadi 'berbahaya', terkadang seiring dengan berjalannya waktu keinginan orang tersebut dapat saja berubah dari sekedar tulus ingin menjadi pendengar yang baik menjadi sesuatu yang 'berbahaya' bagi orang yang mencurahkan masalahnya.

Karena itu segala sesuatunya kembali kepada diri sendiri, meskipun terasa sulit karena dalam situasi banyak pikiran seperti itu menjadikan kita sulit mengambil keputusan yang tepat, namun sebisa mungkin pilihlah teman curhat yang tidak 'berbahaya' bagi kita.

Kriteria yang mungkin dibilang ideal adalah seseorang yang mau mendengarkan dan memberikan opini yang netral terhadap masalah kita (apabila kita ingin mendapatkan feedback), dapat memberikan kepastian bahwa ia akan menyimpan rahasia tentang apa saja yang kita bicarakan dengannya dan yang paling penting adalah kita sangat teramat mengetahui sifat aslinya si teman curhat ini. Jangan sampai kesalahan dalam memilih teman curhat malah berujung kepada penyesalan karena kehilangan hal yang penting bagi diri kita.

Sekali lagi, terlepas dari jenis kelamin teman curhat kalian, mereka sama-sama memiliki potensi menjadi 'bahaya' bagi kehidupan kalian. Sekarang tinggal bagaimana kalian memperkecil kemungkinan mendapatkan teman curhat yang berbahaya tersebut.


15 komentar:

  1. Kalo pacar mulai curhat ke lawan jenis sih ya... paling bentar juga putus. Cowok yg sering dicurhatin cewek pasti punya 'agenda' lain. Cewek juga gampang nyaman sama orang yg ngertiin dia, siapa lagi kalo bukan temeb curhatnya. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada cewek curhat ke gue, paling 'agenda' gue buat dapat traktiran karena udah jadi teman curhat #FaridMurah #FaridCintaGratisan

      Hapus
  2. eh, lagi jadi temen curhat oleh seseorang ya? atau memang ini opini yg lahir dari pemikiran tanpa pengalaman pribadi?

    kalau saya curhat sama sahabat saya, laki juga. atau kalau terlalu privasi dipendam sendiri, dilepas dialam mimpi lewat tidur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi dan sering, lebih tepatnya saya sering dipercaya beberapa teman wanita (dan terkadang laki-laki juga, cuma yang cowok jarang curhat) saya sama dari yang saya lihat (dan mencari informasi) dari mereka-mereka yang 'komplain' karena cemburu pasangan mereka (mereka anggap) terlalu sering cerita soal masalah mereka kepada teman curhatnya ketimbang mereka (yang notabene pacar sendiri).

      Kalau saya pribadi memiliki teman curhat wanita dan juga laki-laki (yang tentu sudah saya kenal lama dan percayai), karena saya ingin mendapatkan pandangan dari sudut pandang laki-laki dan juga perempuan.

      Hapus
  3. Makanya aku gak pernah mau curhat ke lawan jenis. Banyak resikonya. Kadang nyaman ngecurhat lama lama jadi naksir. Kan mbulet ._.

    BalasHapus
  4. Saya gak pernah curhat hal-hal privasi kepada siapapun. Karna saya tahu, terkadang manusia gak pernah bisa dipercaya.

    BalasHapus
  5. Menurut temanku yang cewek. Lebih enak curhat ke cowok. Karna cowok jarang yang ember :D. Katanya sih, tapi aku kalau dijadiin tempat curhat malah seru juga sih. Apalagi kalau soal romance yang menye menye gitu, bawaannya pengen ketawa aja. Tapi gak enak. Akhirnya angguk angguk saja :D

    BalasHapus
  6. Hahaha curhat emang harus sama orang yang terpercaya sih. Kalau sama lawan jenis, takut jadi gimana gitu. Kalau curhat sama sesama jenis, takut malah ketikung. Serba salah~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kalau milih teman curhat cuma berdasarkan karena-dia-nyaman-dijadiin-teman-curhat malah bisa bikin complicated masalah kita sendiri. Serba salah kalau orangnya tidak terpercaya.

      Hapus
  7. Kalo dari pengalaman pribadi gua curhat sama lawan jenis sih...awalnya dari sekedar curhat-curhatan, ujung-ujungnya...jadi saling suka...terus...complicated deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ga salah om Kepen pernah bikin postingannya dulu deh yah?

      Hapus
  8. aku kurang terlalu suka curhat, biar dipancing kayak gimana juga ga akan mau curhat.. cuma mau curhat cuma sama tuhan.. kadang juga curhat sama galon aqua.. >,<

    BalasHapus
  9. Baru baca btw dan kok berasa menohok ya /?

    BalasHapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...