14 Oktober 2016

Pengaruh Rekrutan Baru Juventus Musim Kompetisi 2016/2017


Berada di puncak klasemen Serie-A dan grup H Liga Champions tentu adalah prestasi yang sewajarnya diharapkan dari klub sekelas Juventus, terlebih pada musim kompetisi lalu La Vecchia Signora dapat dikatakan tampil memalukan di Serie-A dengan hanya bercokol di peringkat 10 pada akhir Oktober.

Memori start buruk musim lalu tampaknya tidak terulang musim ini, meskipun masih dilanda badai cidera, namun skuat Allegri musim ini tampak lebih baik dalam menyikapinya. Kredit lebih pantas dialamatkan pada rekrutan anyar Juventus yang berandil penting dalam start bagus musim ini.

GONZALO HIGUAIN


Pemain dengan rekor transfer termahal Serie-A dan keempat termahal dunia sekaligus top skorer Serie-A musim lalu adalah komponen utama dari bagusnya start Juventus musim ini. Memulai musim dengan cemoohan akibat pindah dari Napoli --Juve mengaktifkan klausul transfer Higuain-- yang merupakan rival scudetto utama Juventus serta penampilan yang overweight saat menjalani parta persahabatan melawan West Ham United, El Pipita kemudian dapat membungkam komentar miring akan dirinya melalui performanya dilapangan.

Memulai debut resmi berseragam Juventus dari bangku cadangan saat melawan Fiorentina, masuk pada menit ke 66 menggantikan Mario Mandzukic, Higuain hanya butuh 9 menit untuk memberikan gol perdananya bagi Juventus yang juga menjadi gol penentu kemenangan pada laga tersebut. Anggapan bahwa dana transfer 90 Euro yang dikucurkan Juventus akan menghambat karirnya di Turin, nyatanya ia sekarang terdaftar sebagai top skorer Serie-A sementara bersama Mauro Icardi dan Carlos Bacca.


MIRALEM PJANIC


Selain Higuain, Pjanić merupakan pemain yang digaet Juventus dari rival langsung dengan cara mengaktifkan klausul transfer-nya. Playmaker Bosnia didatangkan dari AS Roma yang juga membutuhkan dana 30 juta Euro agar lolos dari aturan FFP. Sempat kesulitan akibat diletakkan didepan pemain bertahan pada laga-laga awal, Pjanić tampil memukau saat Allegri memajukan posisinya hingga dibelakang dua striker.

Bermain dibelakang Higuain dan Dybala membuat Pjanić lebih leluasa dalam mengkreasikan serangan, ditunjang dua sayap kreatif lainnya --Dani Alves dan Alex Sandro-- kreatifivas Pjanić langsung menjadi hal yang dibutuhkan Juventus untuk meraih kemenangan musim ini.


DANI ALVES


Setelah lima tahun tak tergantikan di posisi bek sayap kanan, musim kompetisi 2016/2017 Stephan Lichsteiner harus rela menjadi penghangat bangku cadangan, bahkan sampai dicopot dari skuat Liga Champions karena kedatangan Dani Alves. Pemain Brazil yang didatangkan secara cuma-cuma dari Barcelona ini langsung merebut posisi yang selama ini dipegang Lichsteiner dan juga hati para Juventini.

Hadirnya Alves di sisi kanan Juventus memberikan opsi serangan baru bagi La Vecchia Signora, umpan silang berbahaya yang selama ini hanya berasal dari kompatriotnya di sisi kiri, Alex Sandro, kini menjadi hal yang dapat dinikmati striker Juve dari sisi kanan. Tidak hanya itu, Alves juga tak segan untuk mencatatkan namanya di papan skor. Tembakan deflect akibat mengenai Edoardo Goldaniga --meski akhirnya dianggap gol bunuh diri-- saat menang tipis 1-0 atas Palermo dan dua gol saat melawan Cagliari dan Dinamo Zagreb membuktikan bahwa Alves sama berbahayanya dengan pemain menyerang Juventus.


MEHDI BENATIA


Ketangguhan lini belakang Juventus memang tidak perlu diperdebatkan lagi, trio BBC (Barzagli-Bonnuci-Chiellini) seakan selalu tampil mengesankan baik itu saat berseragam Juventus maupun timnas Italia. Namun Juventus tidak selalu dapat mengandalkan tiga permain tersebut, ada kalanya salah satu dari mereka berhalangan tampil.

Setelah melepas Martin Caceres dan usia Daniel Rugani yang masih muda, maka Juventus memilih untuk meminjam Benatia dari Bayern Muenchen. Benatia terbukti mampu berkomunikasi dengan baik saat diplot untuk menggantikan salah satu dari trio BBC yang urung tampil. Adanya Benatia di bangku cadangan Juventus membuat Max Allegri dapat sedikit bernapas lega apabila salah satu dari tiga pilar utamanya tersebut tidak dapat bermain.


MARKO PJACA


Wonderkid Kroasia yang melejit berama timnas Kroasia pada gelaran EURO 2016 lalu ini bisa dibilang sebagai rekrutan baru paling minim kontribusi bagi Juventus. Hal ini dikarenakan Pjaca adalah winger natural sedangkan Allegri sejauh ini belum mencoba formasi yang mendukung posisi naturalnya tersebut, belum lagi karakter Allegri yang lebih suka memperkenalkan pemain muda secara perlahan dalam skuat yang diramunya membuat waktu bermain Pjaca makin minim.

Meskipun begitu, dari beberapa kali penampilannya bersama Juventus, pemuda Kroasia dapat diharapkan menjadi bintang masa depan Juventus. Akselerasi dan keberaniannya berduel one-on-one dengan defender lawan seakan menjadi sinyal bahwa Pjaca dapat menjadi senjata rahasia mematikan Juve. Terlebih Allegri dikenal handal dalam memaksimalkan potensi pemain muda seperti Stephan El Shaarawy saat membela AC Milan atau Paulo Dybala di musim 2015/2016 bersama Juventus.


4 komentar:

  1. gile emang si higuain,, harusnya pindah tu ke arsenal.. haa
    Belajar Bisnis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya Arsenal mengajukan tawaran transfer ke Napoli, bukan Sanfrecce Hiroshima (Takuma Asano) atau Deportivo La Coruña (Lucas Pérez).... haa

      Hapus
  2. Higuain yang paling top. Golin mulu dia. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaps, jadi nggak harus bertumpu sama Dybala buat jadi goal getter-nya Juve :))

      Hapus

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...