Anime dan manga adalah cara penyebutan masyarakat Jepang terhadap apa yang biasa dikatakan masyarakat Barat dengan 'animasi/kartun' dan 'komik'. Karena dua hal ini ditayangkan dalam media berbeda, tentu akan ada perbedaan --baik sedikit maupun banyak-- yang akan terlihat hingga tidak jarang yang bertanya "kenapa versi anime berbeda dengan versi manga-nya?".
Berikut adalah beberapa hal yang (mungkin) menjadi sebab terciptanya perbedaan tersebut.
1. Modal Pengerjaan
Menciptakan manga maupun anime tentu dibutuhkan modal, dan tentu saja para penyedia modal berharap agar modal mereka dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Nah, dalam hal modal, jumlah dana yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah manga lebih sedikit ketimbang jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan anime.
Modal disini tak terbatas dalam materi saja, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah (katakanlah) satu chapter manga jauh lebih cepat ketimbang waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu episode anime, meskipun meng-cover jalan cerita yang sama.
2. Satu Season Anime ≠ Satu Arc Manga
Meskipun satu season anime kerap mengambil jalan cerita dari arc tertentu, namun tidak selalu pihak pembuat anime membuat satu season anime tersebut mengambil seluruh cerita dari arc tersebut, bahkan tidak tertutup satu arc manga akan menjadi dua season anime atau lebih. Hal ini disebabkan karena pihak anime memiliki kontrak yang biasanya terdiri dari 12-13 episode anime atau 25-26 per season-nya.
Berbeda dengan manga yang bisa sewaktu-waktu diberhentikan (alias 'dipaksa' tamat) karena ketidakmampuannya mempertahankan/mengejar rating popularitas yang ditentukan oleh pihak publisher. Karena manga bisa sewaktu-waktu tamat, maka agar kontrak terpenuhi pihak penerbit anime biasanya menunggu ketika jalan cerita manga sudah cukup jauh meninggalkan anime-nya.
3. Originalitas
Kebayakan anime yang ditayangkan adalah hasil adaptasi dari manga, karena itu dapat dikatakan sisi originalitas dan "jati diri" versi manga lebih baik ketimbang versi anime. Disaat manga tidak terlalu mempedulikan opini mayoritas dan memfokuskan diri menciptakan ciri khas sendiri, anime tidak terlalu bebas karena mereka harus secepatnya mendapatkan penggemar hanya dari 2-3 episode awal.
Selain itu karena keterbatasan waktu yang dimiliki, tidak jarang terjadi kasus dimana ada beberapa karakter (baik penting maupun kurang penting) kurang/tidak mendapatkan jatah untuk menceritakan background story maupun hal-hal personal dirinya di anime, meskipun di versi manga-nya ada bagian dimana sang pengarang memberikan hal tersebut kepada sang kararkter.
4. Kebebasan Berganti Genre
Manga berjuang hampir disetiap minggu untuk bertahan dari 'pemaksaan' tamat dari pihak penerbit, maka sang mangaka akan berjuang sekuat tenaga untuk mempertahakan karyanya, termasuk dengan mengubah genre dari manga itu sendiri.
Contoh kasus bias dilihat dari manga Air Gear yang awalnya (bisa dibilang) bertipe anime olahraga tiba-tiba malah menjadi battle manga, atau manga "I Am A Hero" yang selalu berubah genre setiap memasuki arc baru. Hal ini disebabkan karena manga setiap minggunya bisa dikatakan memperjuangkan eksistensinya di dunia manga, berbeda denga anime yang telah pasti memiliki kontrak sebanyak satu season (entah itu 12-13 episode atau 25-26 episode. Biasanya) hingga tidak terlalu membutuhkan tindakan drastis macam mengganti genre.
5. 'Respon' Dari Penikmat
Karena ditampilkan melalui media yang berbeda maka tidak heran apabila 'rasa' yang sampai kepada para penikmatnya memberikan respon/rasa yang berbeda. Anime yang menyediakan gambar bergerak ditambah kombinasi suara mampu melarutkan perasaan para penontonnya sehingga bisa dikatakan para animator-lah yang 'menuntun' perasaan penonton.
Sebaliknya manga yang menampilkan gambar 'dramatis' dengan kombinasi panel besar-kecil lebih 'mengajak' para pembacanya untuk menggambarkan (baca: meng-animasi-kan) adegan yang diberikan per panel dalam pikiran mereka sendiri, hingga tidak jarang pemahaman satu orang dengan orang lainnya menjadi berbeda karena perbedaan cara mereka memvisualisasikan adegan manga didalam imajinasi mereka.
=========================================================
Anime maupun manga memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing, dalam menentukan manakah yang lebih bagus sepertinya lebih kepada preferensi individu dari masing-masing orang. Perbedaan (khususnya jalan cerita) dalam manga dan anime lebih dikarenakan faktor tim yang menggarap anime dan manga tidak selalu sama dan juga durasi yang mereka miliki.
Ada beberapa point yang juga masuk ke "kenapa filmnya ada yang beda ama novelnya."
BalasHapusKayak modal pengerjaan, originalitas, ama respon dari penikmat.
Ntah kenapa aku malah nyocokin tulisan bang farid ke novel-film. ( .__.)
Mungkin karena persamaan media cetak yang diubah menjadi media digital. Mungkin.
Hapus'ngubah genre' baru kebayang kalo udah ngikutin cerita bakuman, gak enak banget emang harus banting genre gitu. turut berduka buat mangaka dan demi sesuap nasinya :(((
BalasHapusHeem Tambah wawasan, :)
BalasHapusKeren nih. Tapi kok gue lebih suka animenya yak? Tapi tetep sih manga lebih oke. Istilahnya manga tuh kue utuh, anime, karena kadang ada perombakan sana-sini, porsinya nyusut jadi setengah tapi pake pewarna. Film, disusutin lagi, banyak adegan penting kepaksa dibuang karena durasi, si kue jadi seperempat cuma dipakein package.
BalasHapusbanyak Bang yg lebih suka animnya. Apakah mungkin karena suka yg instan2 kali ya? kayak orang yg lebih suka nonton filmnya drpd baca novel
Hapusaku lebih suka baca manga dari pada nonton anime, rasanya manga memang original, dan ngga ada adegan 'lebay' pas di jadikan anime
BalasHapuswah bener tuh sering juga aku nemuin adegan lebay di anime. Jadi mikir ini anime apa telenovela ahahahag.
HapusYang poin 3 itu, apakah karena ada asumsi bahwa penggemar udah baca manganya dulu baru nonton animnya?
BalasHapusmenambah wawasan...
BalasHapusAku juga sering nemuin anime yang beda sama manga-nya
BalasHapusbisa cuman buat promosi media originalnya aja om
BalasHapusThanks gan. Izin re-share.
BalasHapusSama-sama dan terima kasih sudah re-share.
HapusAnyway, kalau sudah komen disini berarti sudah baca pesan formulir komentar kan? ^^
Oh bgtu
BalasHapussaya lebih suka anime sihhh dri pd manga , karen anime itu keren apa lagi klo nonton Tokyo Ghoul seru pass figthingnya keren abis klo manga suntuk dah baca mulu sakit mata
BalasHapusPas Banget, Tokyo Ghoul Anime emang beda banget sama Manganya, Mungkin Manganya juga terlalu berat untuk banyak kalangan, Jadi banyak yang diubah, Sehingga kalau bahas soal Tokyo Ghoul harus tanya dulu versi Anime/ Manga, jadi multiverse
Hapus