Semilir angin dan putihnya pasir pantai Sancang ditambah dengan keramah-tamahan khas penduduk lokal desa Sancang telah memberikan memori indah tersendiri bagi kami yang beberapa saat yang lalu melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH). Lima hari di desa Sancang sudah bisa membuat kami jatuh hati kepada desa kecil tersebut.
Dengan segitu banyaknya memori indah tentang desa Sancang, kami menjadi semakin terpesona dengan desa tersebut ketika kami mendapat kado yang indah dari bapak Yoga, salah satu guide kami disana. Ia memberikan kami sebuah puisi indah yang berasal dari lubuk hatinya yang terdalam, sebuah wujud syukurnya atas kehadiran generasi muda yang berjiwa konservasi dan peduli akan alam.
Puisi tersebut berjudul :
PEDULIKAH ANDA PADA LEWEUNG SANCANG
gemerisik pasir putih menggeliat terinjak kaki yang indah
disertai semilir angin lembut menyapa selamat pagi
dahan ketapang rindang terayun menggapai ombak
membawa generasi ku mengelana ke Leweung Sancang
ada getar rasa bangga pada diri yang mulai senja
ternyata masih ada generasiku yang peduli
pada kawasan yang tersisa , kawasan yang terluka
akibat ulah tercela kesombongan manusia
masih banyak misteri alam yang tersembunyi disana
untuk kau ungkap , kau sibak , kau catat
pada lembar-lembar kertas putih penelitian
untuk kau tanamkan pada dada yang berjiwa konservasi
wahai generasiku
masih terngiang di telinga ini , teriakan nyaring suara merdu mu
bapa ..!! ini pohon apa ? itu suara burung apa ?
bangga rasa ini ... terharu kalbu ini ... anakku
ternyata kalian generasi penerus leluhurku
Leweung Sancang hutan legenda yang tersisa
cerita Raden Kian Santang dan Prabu Siliwangi
jadi saksi tumbuhnya pohon kaboa dan macan putih
digjayanya kehidupan masa lalu , yang penuh makna
falsafah hidup , silih asah , silih asih , silih asuh
pegangan warga tatar pasundan yang dipertahankan
Dangiang Sancang ... melegenda kemana-mana
untuk kau pertahankan diawan tahta kejayaan
wahai generasiku
aku bangga kau mau berkelana dan melangkah ke dalam kawasan
kau sibak ... kau ukur ... kau catat
semua kejadian yang terlihat , terdengar dan yang kau rasakan
silahkan kau bawa ke atas singgasana karya
untuk bekal meniti tangga meraih cita
Leweung Sancang hutan penuh harapan dan kebimbangan
harapan kembali untuk meraih kembali hutan yang subur makmur loh jinawi
bimbang oleh tingkah tercela , keserakahan manusia
Sancang , 21 Juli 2011
"Malam Sesepi Rimba"
Yoga
teks asli tulisan tangan pak Yoga |
Merinding sob baca puisinya :(
BalasHapusHutan kita emang udah mulai rusah, untuk itu generasi muda seperti kita inilah yang patut untuk menjaganya :)
gak jauh2 beda, jur. gue Teknik Lingkungan pun sangat peduli tentang alam ini.
Kalo bukan kita ya siapa lagi coba? :D
MAKASIH POSTINGANNYA TELAH MEMBERI GAMBARAN PADA SAYA TENTANG HUTAN SANCANG
BalasHapus