KEKALAHAN 1-3 dari Real Madrid di ajang Copa Del Rey tidak hanya membuat kesempatan Barcelona untuk meraih treble musim ini pupus, namun juga seakan membuktikan bahwa musim ini tim asal Catalan tersebut tidak sekuat musim-musim sebelumnya.
Ketidakhadiran Tito Villanova di bench El Barca akibat kanker kelenjar parotid menyebabkan permainan Barcelona tidak semenakutkan sebelumnya. Kehadiran asisten pelatih Jordi Roura seakan memperjelas bagaimana pentingnya peran seorang Tito Villanova dalam tubuh Barcelona.
Melihat kekalahan yang diderita skuad Catalan saat berhadapan dengan Celtic, AC Milan dan Real Madrid seakan memperlihatkan titik lemah Barcelona saat ini. Yap, Barcelona dibawah asuhan Jordi Roura sangat lemah dalam mengantisipasi serangan balik cepat lawan. Terbukti gol-gol yang bersarang di gawang Barcelona saat menghadapi Celtic, Milan dan Madrid semuanya berawal dari ketidakmampuan para pemain El Barca menangani serangan balik lawan.
Serangan balik menjadi kelemahan Barcelona saat ini |
Selain itu, faktor ketergantungan terhadap Messi juga menjadi faktor kekalahan Barcelona. Sadar sosok La Pulga begitu menyeramkan bila dibiarkan bebas, ketiga tim yang berhasil mengalahkan Barcelona tersebut berhasil mencegah bola sampai ke Messi dengan menekan lini tengah Barcelona yang digalang Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
Taktik tersebut terbukti jitu. Saat menghadapi Milan, Barca hanya bisa melepaskan satu tendangan ke arah gawang, sedangkan saat kalah dari Real Madrid sosok Messi seakan tidak terlihat pada pertandingan tersebut. Meskipun begitu, kredit juga pantas diberikan kepada para marker Messi yang membuat pemain timnas Argentina tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Mematikan peran Xavi-Iniesta juga mematikan pergerakan Messi secara tidak langsung |
Dengan masih menyisakan dua kompetisi untuk dijalani (Liga Spanyol dan Liga Champion), Jordi Roura selaku caretaker Barcelona harus berpikir keras untuk mengatasi kelemahan mereka dalam mengantisipasi serangan balik cepat lawan, jika tidak alamat rasa malu akibat dijungkalkan Celtic, AC Milan dan Real Madrid mungkin akan mereka alami di laga-laga berikutnya.
Selain menemukan solusi untuk menangani serangan balik lawan, Barcelona juga tampaknya harus mencari cara baru untuk menembus kokohnya pertahanan lawan. Memang permainan ball possession Barcelona masih dapat digunakan untuk mengendalikan arus permainan, namun apa gunanya memenangkan penguasaan bola tapi tidak dapat menyarangkan bola ke gawang lawan?
bukan tak lagi menakutkan, tapi tak lagi egois.
BalasHapussesekali emang harus kalah. capek liatnya menang mulu.
kaya jaman kerajaan dulu kalo ada kerajaan yg mencapai puncak kejayaan pasti ada masa kejayaan runtuh. semoga barca begini hihihi...
dan tiki-taka ala Barca sudah ada anti nya, permainan catenaccio ala Italy. selamat terjungkal Barca, saya bosan melihat kalian mengangkat trofi melulu :p
turut prihatin. :D heheu. saya melihat barcelona ini strateginya itu-itu saja, statis, tidak berubah2.membosankan, sedangkan pemain2 lawan sekarang sudah hafal betul bagaimana pergerakan xavi dan iniesta. jika pemain2 ini dikawal dengan ketat, otomatis messi juga kesulitan. sekarang kembali kepada pemain barca, apabila mereka masih punya mental juara, dan lebih kreatif, pasti mereka akan kembali kejalur kemenangan seperti dulu. tapi apabila kekalahan2 yang seperti disebut di atas tersebut menimbulkan rasa pesimisme tingkat akut di kubu tim. maka, siap-siaplah, masa kejayaan barcelona akan segera berakhir. hahahak. salam olahraga :D
BalasHapusTiki-taka Barcelona sekarang bukan semacam firewall yang ga bisa dibobol lagi
BalasHapusLagi apes paling itu barca,,,
BalasHapusHahahaaa
barca masih ketergantungan sama Guadiola sih. begitu dia keluar, turun drastis kan performanya? kasiaaan bung haha. mosok mau jadi jawara terus.
BalasHapus#fastreasingmodeon
BalasHapussaya nggak ngerti dan nggak minat bola :D
nah, makanya saya beranggapan messi itu nggak akan keluar dari barca :D takutnya nggak jago lagi ehehe..
BalasHapusKayak pas dia di Argentina yak? :D
Hapus