Gaya Harajuku, Ulzzang dan Alay

SEIRING dengan makin banyaknya gadget dan jejaring sosial yang memudahkan penggunanya untuk mengunggah foto dirinya ke dunia maya, maka berbagai jenis foto mulai beredar di dunia maya, dari yang mainstream sampai yang heboh.

Di Asia sendiri ada beberapa sebutan untuk mereka yang melakukan hal yang 'lebih' maupun 'unik' untuk mendapatkan hasil foto sesuai dengan keinginan mereka. Kalau di negara Jepang ada gaya harajuku, di Korea ada seni yang dinamakan ulzzang, sedangkan di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan foto alay.

Ada beberapa kesamaan dan perbedaan dari ketiga style dari ketiga negara ini, meskipun ketiga sama-sama tentang gaya dan cara seseorang berekspresi dalam berbusana dan mengambil foto diri mereka, baik sendiri maupun berkelompok.

HARAJUKU adalah nama sebuah daerah di sekitar Shibuya, Tokyo, Jepang. Harajuku sendiri terbentang dari stasiun Harajuku sampai Yamanote Line. Nama harajuku menjadi identik dengan seni berpakaian karena setiap minggunya remaja Jepang yang memiliki beragam gaya berbusana seperti gothic lolita, visual kei dan para cosplayers berkumpul di daerah tersebut.

Akibat banyaknya remaja yang berkumpul dengan style masing-masing dan berpose di depan kamera maka secara tidak langsung harajuku diartikan dengan style berbusana remaja Jepang dengan metode memadumadankan berbagai warna pada pakaian mereka hingga warna rambut mereka. Biasanya remaja yang berkumpul bisa berfoto secara individual maupun berkelompok.

Biasanya para penggila aliran harajuku ini menggunakan eye liner, bulu mata palsu, lensa kontak bahkan wig agar mereka dapat mengekspresikan ide-ide yang ada di otak mereka. Meskipun terkesan menggunakan banyak (dan bahkan menabrakkan) banyak warna di pakaian mereka, namun style harajuku ini masih terlihat menarik untuk dilihat secara keseluruhan.


ULZZANG merupakan bahasa slang yang populer di kalangan remaja Korea. Kata ulzzang yang berarti "muka terbaik" atau "berwajah cantik" ini telah berubah menjadi salah satu style dalam berdandan. Biasanya mereka yang melakukan kegiatan ulzzang akan mem-posting hasil foto mereka ke dunia maya dan tidak jarang foto-foto tersebut dimasukkan dalam kontes yang menggunakan sistem voting online.

Trend ulzzang bahkan telah merambah ke dunia entertainment Korea. Selain itu banyak dari pengguna style ulzzang ini memperoleh ketenaran (khususnya) di dunia maya dan dunia nyata karena foto-foto maupun tutorial berdandan yang mereka posting di internet. Style ulzzang lebih terfokus pada wajah, dimana dengan menggunakan sedikit sentuhan kosmetik dapat membuat perubahan yang besar pada wajah seseorang.

What Ulzzang do

Biasanya setelah memberi riasan pada wajah mereka, maka para ulzzang ini akan mengambil foto mereka dan mengunggahnya ke internet. Biasanya mereka menggunakan eye liner, bulu mata palsu, krim pemutih wajah, kontak lens dan peralatan lain agar wajah mereka memiliki kesan lebih cantik daripada awalnya. Biasanya ketika memotret diri mendiri mereka menggunakan pose duckface, meletakkan jari mereka di bibir atau pipi dan sebagainya.


ALAY ada fenomena pop culture di Indonesia. Fenomena ini pun merambah berbagai aspek seperti musik, mengirim pesan dan tentu saja berbusana. Alay sebenarnya tidak ada penjelasan pastinya, cuma ada teori yang menyebutkan bahwa kata tersebut merupakan kependekan dari 'anak layangan', mengarah kepada warna kulit yang gelap dan warna rambut yang menjadi kecoklatan akibat terlalu sering bermain di luar.

Sedikit berbeda dengan gaya harajuku dan ulzzang, gaya alay seringkali tidak menggunakan apapun sebagai make-up wajah mereka. Mereka biasanya langsung berpose dengan pose-pose umum seperti duckface, menjulurkan lidah, meletakkan jari di bibir dan lainnya. Juga mereka yang menggunakan gaya alay ini tidak terlalu memperhatikan pakaian yang mereka gunakan saat itu, kebanyakan merasa nyaman dengan pakaian yang saat itu mereka gunakan untuk memotret diri sendiri.

-----------------------------------------------------------

Pada dasarnya ketiga gaya tersebut sama-sama menunjukkan gaya berbusana dan memotret diri sendiri untuk mendapatkan hasil yang memuaskan untuk kemudian diunggah ke internet. Selain itu tidak jarang pula ketiga gaya tersebut membutuhkan baju maupun kosmetik yang memiliki banyak warna agar apa yang diharapkan mereka yang menggelutinya dapat tercipta.

Namun tetap saja ada perbedaan mendasar diantara ketiga gaya tersebut. Semoga tulisan ini bisa membantu kalian dalam memilih gaya mana yang cocok dengan kepribadian kalian.