Pada pertengahan masa Edo, dimana banyak seniman bela diri berkumpul. Mereka yang hanya percaya dengan kemampuan mereka sendiri kemudian saling bertarung untuk membuktikan bahwa kemampuan bela diri mereka secara individu maupun sekolah adalah yang terbaik di dunia.
Washitzu Naosata, penguasa daerah bernama Unabara yang gemar melindungi dan melestarikan para seniman bela diri dari berbagai jenis senjata dan gaya bertarung kemudian mengumumkan bahwa ia akan turun tahta.
Untuk menentukan siapa yang akan menjadi penerus dirinya sebagai daimyo Unabara, Naosata menyuruh seluruh anaknya untuk mengumpulkan seniman bela diri yang mereka anggap sebagai yang terbaik untuk kemudian bertanding sampai ada satu pemenang, sang pemenang dari turnamen tersebut lah yang akan menjadi daimyo selanjutnya dari Unabara.
Sinopsis
Washitzu Naoyoshi, anak ke-28 dari Washitzu Naosata yang ikut serta dalam turnamen Unabara yang diselenggarakan ayahnya untuk menjadi daimyo selanjutnya. Naoyoshi yang memiliki ibu seorang rakyat biasa ini kerap menjadi bahan tertawaan saudara-saudaranya, hal ini lah yang membentuk tekad Naoyoshi menjadi kuat dan rela mengorbankan nyawanya agar dirinya bisa menjadi daimyo sekaligus membuat ibunya bangga.
Naoyoshi tertarik dengan legenda "Si Pembantai Seribu Orang ; Kurogane Jinsuke" yang melegenda, ia tahu Jinsuke berasal dari sekolah bela diri bernama sekolah Ogame. Maka dari itu Naoyoshi bersama dua orang sewaannya yang berasal dari klan Hyuuga. Namun ketika Naoyoshi ingin memasuki gerbang sekolah Ogame seseorang muncul dan mengatakan bahwa ia ingin menguji kemampuan Naoyoshi sebelum mendapatkan izin masuk ke dalam sekolah Ogame.
Meskipun penampilannya tidak meyakinkan, bocah tersebut mampu mengalahkan Hyuuga Kosaburo dengan tangan kosong. Dari pertarungannya dengan Kosaburo, bocah tersebut kemudian memberikan izin kepada Naoyoshi dan rombongannya untuk masuk ke dalam sekolah Ogame.
Bocah tersebut bernama Kurogane Gama, anak dari Kurogane Jinsuke "Si Pembantai Seribu Orang" dan satu-satunya murid yang tersisa dari sekolah Ogame. Meskipun sedikit kecewa karena gagal merekrut Jinsuke sebagai seniman bela diri yang akan membantunya dalam turnamen Unabara, namun Gama membuktikan bahwa dirinya bukan bocah biasa dengan mengalahkan Hyuuga Masato dengan kemampuan yang membuat Naoyoshi terkagum.
Naoyoshi kemudian meminta kepada Oizumi Kamedenbou, mantan kepala sekolah Ogame sebelum Jinsuke dan guru dari Gama agar memperbolehkan Gama menjadi 'pedang'nya dalam turnamen Unabara. Meskipun Kamendenbou awalnya terlihat ragu, namun Gama yang juga tertarik bertarung dengan seniman bela diri kuat lainnya memaksa Kamendenbou untuk mempersilakan Gama menjadi samurai milik Naoyoshi di turnamen Unabara.
Karakter
Kurogane Gama
Pemuda berusia 15 tahun ini merupakan anak dari Kurogane Jinsuke, "Si Pembunuh Seribu Orang" yang membuat seniman bela diri lainnya di Unabara kocar-kacir. Meskipun masih berusia muda, namun darah jenius Jinsuke yang mengalir padanya membuat Gama menjadi salah satu samurai paling diwaspadai dalam turnamen Unabara.
Ia menggunakan teknik Ikazuchi Kata (Form of Thunder and Lightning), teknik cabang sekolah Ogame yang menitikberatkan kepada kecepatan.
Meskipun kerap menggunakan Ikazuchi Kata karena memang sesuai untuk dirinya, ia juga sering menggunakan teknik lainnya seperti Kagutsuchi Kata (Form of the Burning Blaze) yang menitikberatkan terhadap kekuatan dan beberapa teknik cabang Ogame lainnya.
Washitzu Naoyoshi
Naoyoshi adalah anak ke-28 dari daimyo Washitzu Naosata. Karena ibunya yang merupakan rakyat biasa, Naoyoshi susah-payah mendapatkan izin ayahnya untuk menjadi kandidat calon daimyo selanjutnya.
Perlakuan buruk yang ia terima dari saudaranya semenjak kecil karena ibunya hanya seorang rakyat jelata membuat Naoyoshi tumbuh dengan tekad yang kuat. Ia bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri dengan hanya merekrut Gama seorang dari sekolah Ogame untuk berpartisipasi dalam turnamen Unabara.
Maki Baian
Baian merupakan kepala dari sekolah Tengen yang mengutamakan penggunaan senjata Naginata. Cita-cita Baian dan rekannya ikut serta dalam turnamen Unabara adalah untuk membuat sekolah Tengen semakin terkenal dan menghilangkan anggapan negatif terhadap Naginata yang selama ini dikenal sebagai senjata wanita.
Baian yang dikenal sebagai "Si Pemabuk" ini merupakan musuh pertama Gama yang tidak menggunakan Katana. Karena itu Gama sangat ingin bertarung melawan Baian. Keahlian Baian menggunakan Naginata membuat ia handal dalam pertarungan jarak dekat, menengah dan jauh.
Review
Not your ordinary samurai manga. Gamaran menghadirkan adegan pertarungan yang cepat dan tidak bertele-tele, untuk satu pertarungan biasanya Gama (atau samurai lainnya) hanya memakan waktu sekitar tiga sampai empat chapter, tidak seperti manga bertemakan samurai lainnya yang memakan waktu cukup lama untuk menghabiskan satu pertarungan.
Karena cepatnya waktu pertarungan, maka banyak juga karakter yang mati dalam manga ini. Berbeda dengan manga kebanyakan, banyaknya karakter yang terlihat penting/kuat tidak menjamin ia akan survive lama, bisa jadi dalam satu pertarungan karakter tersebut akan menemui ajalnya. Selain itu dalam mengeluarkan jurus, karakter dalam manga Gamaran tidak meneriakkan nama jurus mereka ketika bertanding, simply menggunakan tulisan besar (bukan diteriakkan) pada panel mereka.
Gamaran direkomendasikan bagi mereka yang ingin membaca cerita tentang samurai yang straight to the point dan menyajikan pertarungan yang cepat (saking cepatnya bahkan beberapa pertarungan akan selesai dengan satu tebasan, meskipun sang samurai memiliki sejarah sebagai samurai yang hebat).
"We're the strongest school in demon's lair."
-- Sengoku Iori --
My Rating : 8.5/10
Ini versi animenya ada gak bang?
BalasHapusSetahu gue belum ada versi anime-nya.
Hapusaku ngga ngerti ini maksudnya apa hahaa
BalasHapusIni nge-review sebuah manga (komik Jepang).
HapusGw udah pernah baca komiknya keren banget ini bocah 15 korogane gama harus segera ada animenya ini
BalasHapus