Tidak banyak pemain yang bisa langsung memikat publik klub barunya, apalagi dilakukan di musim pertama. Memulai musim dengan didera cidera, perlahan tapi pasti Alvaro Morata, sang nomor sembilan anyar Juventus mulai merebut hati para Juventini melalui gol-golnya, apalagi dua gol yang dilesakkannya ke gawang mantan klubnya, Real Madrid yang berandil besar membawa Juventus ke Final Liga Champion 2014/2015.
Tak lama setelah laga tandang ke Bernabeu, gol Morata kembali berperan penting dalam membawa La Vecchia Signora memenangkan laga Derby D'Italia. Bagi pemain yang datang dari liga yang kulturnya berbeda dengan Italia dalam usia yang masih tergolong muda serta memulai musim 2014/2015 dengan cidera, pencapaian Morata tentu patut diapresiasi.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa performa mantan penyerang Real Madrid bisa terlihat moncer bersama armada Max Allegri.
#1. Faktor Tevez dan Llorente
Peran dua penyerang senior ini berperan penting dalam langkah adaptasi Morata di tanah Italia. Tevez adalah seorang juara yang gigih, terlihat dari permainannya di lapangan, hal itu juga yang membuat Morata bisa terlihat lebih rileks dalam bermain karena perhatian pertahanan lawan akan terpaku pada Tevez. Sedangkan Llorente sebagai sesama pemain asal Spanyol menjadi teman bicara dan rekan adaptasi yang cocok bagi Morata yang baru pertama kalinya merasakan bermain diluar tanah Spanyol.
#2. Taktik Max Allegri
Sebagus apapun kualitas pemain pasti akan sia-sia apabila berada di tangan manager yang salah, dan Morata beruntung Juventus memiliki Max Allegri sebagai juru taktik. Sosok yang mulai lepas dari bayang-bayang Antonio Conte sebagai pelatih Juventus ini membutuhkan pemain cepat yang bisa menjadi tandem Carlos Tevez setelah ia melihat Sebastian Giovinco tidak dapat mengemban tugas tersebut. Dari sisa penyerang yang dimiliki Juve saat itu hanya Morata yang memenuhi kriteria tersebut, dan sang penyerang mampu membayar tuntas kepercayaan Allegri.
#3. Tekanan Publik Juventus Stadium
Juventus bukanlah Real Madrid, begitu juga tekanan yang diberikan para pendukungnya. Meskipun sama-sama mengejar kemenangan, namun tekanan yang dirasakan pemain di Juventus terasa sedikit lebih ringan ketimbang di Real Madrid. Hal ini menjadi faktor pendukung perkembangan pemain, terutama pemain muda seperti Morata yang belum bisa menerima tekanan yang begitu berat.
Parid, lu gimana kabarnya sekarang? Udah lulus lho?
BalasHapuswekekekekek...