Yukitora Keiji cosplaying as Poison Ivy |
Budaya pop Jepang pada saat ini telah memiliki basis penggemar yang lebih banyak dan lebih luas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bila dulu budaya pop Jepang semisal cosplay, idoling, hingga mendengarkan musik-musik Jepang hanya dinikmati oleh kalangan khusus, saat ini penikmat budaya pop Jepang sudah bisa dikatakan sebagai kalangan umum saking banyaknya penikmatnya.
Cosplay yang merupakan salah satu budaya pop Jepang yang digemari anak muda Indonesia juga mendapatkan perubahan. Bila dulu komunitas dan akses untuk mendapatkan perlengkapan cosplay begitu langka, maka seiring mewabahnya budaya pop Jepang di Indonesia hal-hal tersebut menjadi semakin gampang ditemui.
Cosplay yang berasal dari kata "Costume Play" bisa membuat seseorang 'berubah' menjadi karakter anime/manga/game favorit mereka, meskipun di Indonesia ada beberapa (oknum) haters yang tidak menyukai budaya ini karena menganggap orang Indonesia tidak cocok bila ber-cosplay.
Hal-hal tersebut kemungkinan didukung karena minimnya pengetahuan orang banyak --termasuk pelakunya-- tentang bagaimana cosplay itu sebenarnya. Berikut adalah empat kemampuan yang wajib dimiliki seseorang apabila ia ingin menjadi cosplayer yang 'sukses'.
1. Costume-making Skill
Working on another Christmas Costume ! 💕😌🌟✌🏻️ Hope that I can finish this up soon ! #crafting #cosplay pic.twitter.com/jX37bIV2Du
— YingTze (@ying_tze) December 14, 2015
Hal yang sangat teramat obvious. Cosplay tidak dapat tercipta tanpa kostum, dan kostum tak dapat tercipta tanpa adanya tangan kreatif yang membuatnya. Kebanyakan Cosplayer (wannabe) di Indonesia bisa dibilang tidak memiliki kemampuan ini, hal ini dikarenakan banyak mereka yang memiliki kemampuan costume-making malah menjadikannya sebagai lahan mencari nafkah, alias menjual jasa pembuatan kostum. Karena menjadi hal paling penting dalam ber-cosplay, 'bisnis' jasa pembuatan kostum --mulai dari kain hingga armor-- ini gampang ditemui.
Meski begitu tidak serta merta seseorang tidak perlu untuk memiliki kemampuan membuat kostumnya sendiri. Ada banyak keuntungan dari bisa membuat kostum sendiri --selain bisa dijual-- antara lain kalian bisa membuat kostum yang benar-benar pas dengan bentuk badan kalian, kalian juga dapat memperhatikan hingga bagian paling detil dari kostum yang kalian buat agar tidak mengecewakan, hal-hal seperti ini sedikit sulit bila kita menggunakan jasa pembuatan kostum (dan tentunya jauh lebih ekonomis bila kalian mengerjakan kostum kalian sendiri).
2. Make-up Skill
Don't judge cosplayer based on costume because they portray many characters that different than their real self ❤️ pic.twitter.com/UVIeXZQaEw
— Pinky Lu Xun (@pinkyluxun) December 5, 2015
Jikalau costume-making bisa 'diwakilkan' kepada pihak lain, maka kemampuan mengenakan make-up akan sangat menyulitkan seorang cosplayer apabila ia begitu bergantung kepada orang lain. Memang untuk beberapa kesempatan, memiliki make-up artist yang dapat kita percaya mampu membuat wajah kita tampak semakin mirip dengan karakter yang akan kita perankan. Namun apabila kita berada pada kesempatan dimana kita harus memasangkan sendiri make-up ke wajah kita padahal kita sama sekali tidak mengerti apa guna eyeliner, eyeshadow, dll. tentu akan merepotkan diri kita sendiri.
Biasanya kemampuan ini sering dianggap remeh, namun mempelajari kemampuan menggunakan make-up dapat membuat kita bisa melakukan 'operasi plastik' terhadap wajah kita sendiri (dan orang lain). Karena percayalah, the power of make-up bagi seorang cosplayer memiliki dampak yang begitu besar dalam menentukan tingkat keberhasilan seseorang dalam memerankan karakter anime/manga/game.
3. Photographic Skill
Mungkin bila melihat judul poinnya kalian akan berpikir kalau kemampuan ini seharusnya menjadi kemampuan wajib seorang fotografer, bukan cosplayer. Correct me if I'm wrong, tapi maksud saya pada poin ini adalah bagaimana seseorang bertindak didepan kamera. Seorang cosplayer harusnya telah memahami pose yang menjadi ciri khas karakter yang ia perankan. Selain itu ia juga harus memiliki kemampuan untuk dapat segera menciptakan wajah sesuai karakter apabila berhadapan dengan lensa kamera, lebih baiknya bila ia mampu melakukan hal tersebut tanpa peduli dengan kondisi badannya.
4. Photo Manipulation Skill
This album will be dedicated to show you before-after editing of photos. More will be added later.
Posted by Johanesbp on Wednesday, July 15, 2015
Layaknya poin sebelumnya, poin ini mungkin banyak yang mengira tidak terlalu dibutuhkan seorang cosplayer. Bisa jadi benar, tapi bisa jadi juga salah. Seorang cosplayer butuh kemampuan untuk menggunakan software manipulasi foto (umumnya photoshop) agar ia bisa menciptakan hasil foto seperti yang ia inginkan. Baik itu sekedar untuk memutihkan kulit, menghilangkan noda-noda yang dianggap mengganggu, menciptakan wajah anime-like bahkan sampai mengubah background foto secara keseluruhan.
Karena tentunya sebuah foto cosplay akan terasa lebih 'indah' dan 'nyata' apabila si karakter berada di kondisi ia 'seharusnya berada'. Karena di Indonesia tak jarang cosplayer yang ditemukan berseliweran di event Jejepangan (bukannya photoshoot pribadi) dan jarangnya para fotografer tersebut memberikan editan (biasanya editan halus saja, tak jarang juga yang habis foto langsung upload) terkadang membuat hasil foto pada sebuah event terasa kurang 'menjiwai' karakter yang sedang di-cosplay-kan.
Sekali kali pingin deh ikut costplay di Jak Japan Matsuri. Banyak yg minta foto, serasa jadi artis sehari :)
BalasHapus