15 Mei 2017

Tiga Alasan Real Madrid Bisa Menjuarai UCL 2016/2017


Sebagai klub dengan koleksi trofi Liga Champions Eropa terbanyak, Real Madrid kali ini memiliki kesempatan untuk menambah koleksi trofi mereka apabila sukses menundukkan perlawanan wakil Italia; Juventus pada laga final Liga Champions Eropa yang akan dilangsungkan di Stadium Millennium, Cardiff pada awal Juni mendatang. Laga ini juga bisa dibilang laga balas dendam karena dua tahun lalu, Juventus lah yang mengandaskan perlawanan Los Galacticos di ajang Liga Champions.

Berstatus sebagai juara bertahan, skuat asuhan Zinedine Zidane memiliki beberapa alasan untuk diunggulkan meraih trofi Liga Champions ke-12 nya sekaligus menegaskan supremasinya di dataran Eropa.


#1. Motivasi Berlapis


Semenjak berganti format pada tahun 1993/1994, belum pernah ada tim yang menjadi juara back-to-back. Maka dari itu, musim ini Real Madrid memiliki kesempatan untuk meruntuhkan mitos Liga Champions tersebut sekaligus mendapatkan gelar Liga Champions ke-12 mereka. Bicara soal meruntuhkan mitos, saat menjuarai Liga Champions musim lalu pun Los Blancos sukses meruntuhkan mitos 'baru' Liga Champions yang menyatakan bahwa tim manapun yang mengalahkan Barcelona pada akhirnya akan menjuarai Liga Champions. Mitos yang berlangsung semenjak tahun 2007 ini diruntuhkan Madrid saat mengalahkan Atletico Madrid yang pada saat itu mengandaskan perlawanan El Barca pada babak quarter final.


#2. DNA Liga Champions


Liga Champions sering dikenal sebagai turnamen yang 'tidak bersahabat' bagi para pendatang baru, hanya klub yang memiliki pengalaman, atau DNA Liga Champions saja yang disebut dapat meraih kesuksesan pada kompetisi paling bergengsi Eropa tersebut. Bila membandingkan jumlah 11 trofi Real Madrid berbanding 2 milik Juventus saja sudah jelas apabila klub ibukota Spanyol tersebut lebih diunggulkan.

Madrid juga memiliki statistik impresif dengan mencapai setidaknya semi-final dalam tujuh tahun terakhir sementara Juventus baru mencapai semi-final --sekaligus final-- dalam dua tahun terakhir. Selain itu, mayoritas pemain Madrid juga memiliki pengalaman sebagai juara Liga Champions, menjadikan Real Madrid lebih diunggulkan ketimbang Juventus dari sisi pengalaman bermain di Liga Champions.


#3. Clutch Players


Liga Champions adalah turnamen dengan sistem gugur, maka dari itu kehadiran pemain yang bisa jadi pembeda pada satu pertandingan khusus ketimbang pemain yang tampil konsisten namun 'biasa' dirasa lebih penting kehadirannya dalam sebuah tim. Real Madrid khususnya memiliki dua pemain yang dapat menjadi pembeda pada laga penting seperti final dalam diri Cristiano Ronaldo dan Sergio Ramos.

Cristiano Ronaldo tidak perlu lagi disangsikan kemampuannya, pemain dengan empat gelar Ballon d'Or dan segudang rekor pribadi ini sudah sering membuktikan bahwa ia bisa diandalkan sebagai pembeda pada laga penting bahkan saat ia masih berseragam Manchester United. Sedangkan sang kapten Madrid, Sergio Ramos dalam beberapa tahun terakhir menjadi representasi nyata dari semangat tidak menyerah Madrid hingga peluit akhir dibunyikan melalui serangkaian gol pentingnya pada menit-menit akhir pertandingan (atau waktu normal).

Dua pemain bertipe clutch players ini yang tidak dimiliki oleh Juventus. Kedua klub memang memiliki pemain dengan kemampuan berlevel dunia, namun hanya Ronaldo dan Ramos lah yang membuktikan bahwa mereka bisa yang lebih pantas disebut sebagai si pembeda pada laga penting, khususnya laga sepenting final Liga Champions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.

Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.

Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.

Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...