Anak layangan atau Anak Alay merupakan suatu fenomena dalam kehidupan masyarakat kita sekarang, terutama bagi yang berada di daerah perkotaan. Alay kadang dapat dianggap sebagai stereotipe dari tingah laku remaja yang terkesan kampungan. Anak-anak alay ini biasanya memiliki ciri khas dengan model tulisannya yang menggabungkan huruf besar dan kecil, menyingkat kata secara berlebihan dan berpose di depan kamera dengan pose tertentu.
Ternyata selain dari cara menulis tulisan dan pose di depan kamera, ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang dikatakan alay.
#1. Tanpa Arti
Secara kasat mata anak alay dengan beberapa fans aliran musik tertentu, seperti punk atau metal, terlihat sama. Hal ini dikarenakan penampilan mereka yang "terkesan" sama. Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena anak alay biasanya hanya mengenakan atribut genre musik tertentu - sebut saja punk - tanpa mengerti arti dari punk itu sendiri. Bahkan tidak jarang dari mereka yang kurang menyukai lagu-lagu dari aliran tersebut tapi masih tetap saja mengenakan setelan lengkap, tanpa pernah berinteraksi dengan komunitas punk itu sendiri.
Ternyata selain dari cara menulis tulisan dan pose di depan kamera, ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang dikatakan alay.
#1. Tanpa Arti
Secara kasat mata anak alay dengan beberapa fans aliran musik tertentu, seperti punk atau metal, terlihat sama. Hal ini dikarenakan penampilan mereka yang "terkesan" sama. Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena anak alay biasanya hanya mengenakan atribut genre musik tertentu - sebut saja punk - tanpa mengerti arti dari punk itu sendiri. Bahkan tidak jarang dari mereka yang kurang menyukai lagu-lagu dari aliran tersebut tapi masih tetap saja mengenakan setelan lengkap, tanpa pernah berinteraksi dengan komunitas punk itu sendiri.
#2.Selalu Mencitrakan Diri
Pencitraan diri merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia. Citra tersebut menjadi tampilan pertama saat orang baru mengenal kita, ibaratnya citra diri itu merupakan "sampul" dari diri kita sendiri. Bagi kebanyakan kaum alay, mereka seakan belum pernah mendengar atau memahami arti dari pepatah "don't judge book by it's cover". Karena sesungguhnya kepribadian seseorang jauh lebih baik untuk dikenal daripada cuma menjadi first impression. Para alayers (sebutan bagi anak alay) biasanya suka berfoto di tempat-tempat yang memiliki nilai gengsi tinggi seperti J.Co atau McD secara berlebihan (dari segi jumlah foto) semata-mata untuk memberi kesan bahwa mereka sering nongkrong di tempat-tempat tersebut.
#3. Sikap Lebay
Selain berpenampilan yang "berbeda", para alayers ini juga suka bersikap dan berbicara secara lebay atau berlebih-lebihan. Kalau dalam tayangan televisi kita melihat artis-artis negeri ini bertindak lebay sebagai tuntutan profesi dan identitas di depan layar kaca, maka alayers bersikap lebay pada kehidupan sosial mereka. Biasanya dengan cara berbicara dengan intonasi dan logat-logat yang dilebih-lebihkan.
Kesimpulan :
Alayers juga manusia, jangan hakimi mereka secara negatif karena mereka "berbeda" dengan orang kebanyakan. Anggap saja mereka sedikit salah bergaul, dan alay itu jauh lebih terhormat dibanding free sex.
Pencitraan diri merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia. Citra tersebut menjadi tampilan pertama saat orang baru mengenal kita, ibaratnya citra diri itu merupakan "sampul" dari diri kita sendiri. Bagi kebanyakan kaum alay, mereka seakan belum pernah mendengar atau memahami arti dari pepatah "don't judge book by it's cover". Karena sesungguhnya kepribadian seseorang jauh lebih baik untuk dikenal daripada cuma menjadi first impression. Para alayers (sebutan bagi anak alay) biasanya suka berfoto di tempat-tempat yang memiliki nilai gengsi tinggi seperti J.Co atau McD secara berlebihan (dari segi jumlah foto) semata-mata untuk memberi kesan bahwa mereka sering nongkrong di tempat-tempat tersebut.
#3. Sikap Lebay
Selain berpenampilan yang "berbeda", para alayers ini juga suka bersikap dan berbicara secara lebay atau berlebih-lebihan. Kalau dalam tayangan televisi kita melihat artis-artis negeri ini bertindak lebay sebagai tuntutan profesi dan identitas di depan layar kaca, maka alayers bersikap lebay pada kehidupan sosial mereka. Biasanya dengan cara berbicara dengan intonasi dan logat-logat yang dilebih-lebihkan.
hasil survey di grup Kancut Keblenger |
Kesimpulan :
Alayers juga manusia, jangan hakimi mereka secara negatif karena mereka "berbeda" dengan orang kebanyakan. Anggap saja mereka sedikit salah bergaul, dan alay itu jauh lebih terhormat dibanding free sex.
HIDUP BHINEKA TUNGGAL IKA !!!
Alay tuh intinya makhluk2 yg kurang perhatian dan tatih tayang ya...hahaha
BalasHapuskadang anak-anak alay terlalu meribetkan tulisan bahasa Indonesia yang gampang menjadi susah.
BalasHapussetuju deeh , alay lebih terhormat drpd manusia free-sex;D
BalasHapusgua juga pernah ngalamin jadi orang alay pas SMP , waktu jaman jaman nya friendster