Arsenal saat dikalahkan AC Milan 4-0 di Liga Champion (source) |
Arsenal merupakan salah satu klub elit Eropa yang berlaga di Liga Premier Inggris. Pengoleksi 13 gelar sebagai jawara Inggris ini juga dikenal sebagai salah satu dari empat kekuatan utama di Inggris yang disebut dengan The Big Four. Namun dalam beberapa tahun terakhir taji Arsenal sebagai salah satu klub besar Inggris mulai tidak terasakan lagi, hal ini dibuktikan dengan minimnya tambahan trofi yang berhasil direbut oleh tim asal London tersebut. Bahkan Arsenal baru-baru ini juga baru menelan pil pahit kala dipermak empat gol tanpa balas oleh AC Milan dan disingkirkan Sunderland dari Piala FA.
Beberapa faktor yang (mungkin) menjadi penyebab terpuruknya Arsenal dalam beberapa musim kebelakang ini antara lain ;
#1. Minim Bintang
Robin Van Persie (source) |
Jika melihat nama-nama dari pemain Arsenal pada musim 2011/2012 ini, pasti sangat mudah mengasumsikan bahwa skuad Arsenal memang tergolong minim pemain bintang untuk ukuran tim besar. Jika diperhatikan, hanya Robin Van Persie dan Thomas Vermaelen saja yang bisa dikategorikan pemain bintang (minus Thierry Henry yang dipinjam di pertengahan musim).
Memang ada nama-nama lain semacam Theo Walcott dan Thomas Rosicky, namun kehadiran kedua pemain itu tidak serta-merta dapat menghadirkan perbedaan dalam permainan Arsenal jika dibandingkan dengan apa yang akan dialami Arsenal bila sang kapten (van Persie) tidak dapat bermain.
Dalam mengarungi liga yang berat macam EPL dan Liga Champion menuntut kehadiran beberapa pemain bintang yang bisa menghadirkan perbedaan dalam permainan, maka hal tersebut menjadi salah satu titik lemah Arsenal yang terlihat hanya bertumpu kepada Robin Van Persie.
#2. Mental Bertanding
Dampak dari minimnya pemain bintang dan berpengalaman ialah lemahnya mental bertanding yang dimiliki punggawa Arsenal. Bukti terbaru ialah betapa down-nya pemain Arsenal ketika pemain AC Milan ; Kevin Prince Boateng mencetak gol spektakuler ke gawang Wojciech Szczęsny.
Kevin-Prince Boateng (source) |
Lemahnya mental bertanding young gunners berdampak pada sulitnya Arsenal membalikkan keadaan jika berada dalam keadaan tertinggal. Padahal jika ingin meraih trofi bergengsi, skuad asuhan Arsene Wenger ini harus mampu memenangkan sebagian besar laga yang dijalani.
#3. Filosofi Transfer
Arsene Wenger (source) |
Arsene Wenger memang sudah hampir lebih 15 tahun menjadi manajer Arsenal. Ia juga merupakan salah satu manajer dengan caps terbanyak di Liga Inggris dibawah Sir Alex Ferguson. Dengan catatan rekor seperti itu, tidak salah jika mengatakan kalau sang Professor merupakan salah satu manajer tersukses Liga Inggris.
Selain sebagai juru strategi yang handal, Wenger juga dikenal akan kemampuannya dalam mengendus dan memoles bakat-bakat baru yang tidak dikenal publik menjadi superstar dunia sepakbola. Nama-nama beken seperti Cesc Fabregas, Samir Nasri, Theo Walcott dan yang terbaru ; Alex Oxlade-Chamberlain merupakan bukti sahih kehebatan Wenger dalam menemukan dan memoles pemain muda menjadi pemain bintang.
Namun tampaknya Wenger terlampau percaya diri akan kemampuannya dalam menemukan the next star dunia sepakbola. Hal ini diperlihatkannya dengan menjual dengan harga selangit pemain-pemain yang sukses diorbitkannya ke klub-klub lainnya. Memang dengan metode ini Arsenal dapat meraup keuntungan secara finansial, namun secara tim dan kepuasan fans filosofi transfer Wenger ini juga mengundang kritikan. Coba bayangkan jika Wenger tidak melepas pemain-pemain binaannya, maka tidak dapat dibayangkan betapa kuatnya kekuatan Arsenal.
#4. Kedalaman Skuad
Skuad Arsenal (source) |
Selain minim akan pemain bintang, Arsenal (khususnya musim ini) juga minim pemain pelapis yang sepadan dengan pemain utama. Di lini belakang sangat ketara bahwa The Gunners sangat bergantung kepada duet Vermaelen-Mertensacker. Mertensacker sendiri baru didatangkan pada bursa transfer musim dingin setelah fans Arsenal harus kecewa melihat tim kesayangannya digilas Manchester United 8-2. Lini tengah sebenarnya tidak terlalu ketara, namun kualitas pemain di lini vital Arsenal tidak agak sulit bersaing jika dibandingkan dengan lini tengah klub besar EPL lainnya. Lini depan ? Tidak salah jika kita menyebutkan Arsenal sangat bergantung pada ketajaman Van Persie. Memang masih ada pemain lain seperti Gervinho, Walcott dan Alex Oxlade-Chamberlain, namun perlu diingat bahwa permainan Gervinho serta Walcott terkadang angin-anginan sementara Chamberlain masih terlalu muda untuk diandalkan sebagai tumpuan utama.
---------------------------------------------------------
Arsenal memang tidak serta-merta disebut sebagai pesakitan Liga Inggris namun jika beberapa masalah tersebut tidak dibenahi, bukan tidak mungkin suatu saat skuad London Utara akan terlempar dari singgasananya sebagai anggota The Big Four. Melihat geliat tim-tim lain diluar Big Four seperti Manchester City dan Tottenham Hotspurs yang musim ini mulai merusak tatanan Big Four, bukan mustahil Arsenal akan bernasib seperti Liverpool musim lalu yang bahkan tidak dapat berlaga di kompetisi Eropa.
kenapa harus arsenal. BARCA AJA DONG KEREN :P
BalasHapushmmm... Malam minggu kemaren Arsenal juga kalah melawan sunderland,, kabar terbaru mengatakan arsene wenger akan merombak skuadnya musim depan,, dengan melepas rosicky dan arshavin..
BalasHapuskira-kira siapa yang jadi penggantinya...?
kita lihat saja nanti.. hehe
Lengserkan Peter Hilwood dan Angkat kembali David Dein, dan renovasi meriam yang sudah tua dengan meriam muda yang skill kelas A, seperti pemain Madrid atau Barca... :)
BalasHapus