Di Serie-A Liga Italia, nama Juventus merupakan salah satu dari klub raksasa yang mendominasi peta persaingan di industri sepakbola negara Pizza. Namun semenjak terjerumus ke Serie-B akibat skandal pengaturan skor (Calciopoli), taji Si Nyonya Tua seakan menghilang tanpa bekas. Terbukti dalam dua musim terakhir para Juventini harus rela melihat tim kesayangan mereka finish di peringkat ketujuh.
Namun itu hanya masa lalu. Juventus membuka musim 2011/2012 dengan spesial. Mulai dari peresmian Juventus Arena sebagai home base klub, menjadikan Juventus sebagai klub pertama dan satu-satunya di Italia yang memiliki stadium sendiri. Ambisi besar sang presiden Andrea Agnelli juga terlihat dari mercato yang dilakukan. Kehadiran pemain sekaliber Andrea Pirlo, Arturo Vidal dan Stephan Lichsteiner dipadu dengan amunisi lama semisal Gianluigi Buffon dan Allesandro Del Piero, mampu membawa Ill Bianconeri meraih scudetto, lambang supremasi dari sepakbola Italia.
Juventus musim ini telah kembali, dari tim pesakitan menjadi salah satu kekuatan yang patut diperhitungkan. Catatan tidak terkalahkan sampai pekan ke-37 sudah menjadi bukti sahih bahwa Juventus sang raja Italia telah kembali dari tidur panjangnya. Tentu saja sukses Juventus ini tidak diperoleh dari kontribusi satu pihak saja, ada beberapa faktor yang menjadikan Ill Bianconeri sukses mengangkangi sang juara bertahan, AC Milan dalam perburuan gelar scudetto musim 2011/2012.
Juventus Arena
Diruntuhkannya stadium penuh memori Delle Alpi untuk digantikan menjadi stadium modern yang lebih mengutamakan kepuasan fans menjadi titik awal dari perjalanan Juventus musim ini. Mungkin karena menggunakan stadium sementara (Olimpico Turin) yang notabene milik sang rival sekota, Torino membuat semangat Lo Spirito Juve yang legendaris seakan menguap. Di stadium pertama yang dimiliki klub di Serie-A ini menerapkan konsep seperti stadium-stadium di Inggris, dimana jarak antara suporter dan lapangan menjadi sangat dekat karena dihilangkannya lintasan lari. Hal ini seakan membuat para fans memiliki kontribusi dalam setiap pertandingan La Vecchia Signora sebagai stimuli yang membuat para pemain tampil habis-habisan.
Mercato
Pirlo dan Vucinic (kiri), dua pemain baru yang memberikan dampak positif bagi Juventus |
Ada yang mengatakan bahwa kesuksesan dalam mercato (transfer pemain) merupakan setengah dari syarat agar sebuah klub dapat menggenggam gelar juara. Dan musim ini Juventus sukses menerapkan sistem transfer yang efektif untuk membentuk skuad yang solid. Dimulai dari membuang beberapa pemain yang dianggap minim kontribusi selama berseragam Juventus, nama-nama seperti Felipe Melo, Marco Motta, Amauri Carvalho dan Vincenzo Iaquinta harus menanggalkan seragam kebesaran Juventus.
Pengganti para pemain yang pergi merupakan kombinasi nama besar dan nama baru di kancah sepakbola Italia, sebut saja Andrea Pirlo yang didatangkan secara gratis dari AC Milan dan pembelian Arturo Vidal, Mirko Vucinic, Stephan Lichsteiner dan Martin Caceres untuk menyeimbangkan skuad yang sudah ada. Jangan lupakan nama-nama para loyalis Juve seperti sang ikon Allesandro Del Piero, Gianluigi Buffon dan Giorgio Chiellini yang sudah paham dengan yang namanya kebanggaan berseragam putih-hitam.
Antonio Conte
Memiliki skuad yang fantastis tidak selalu membuat sebuah tim mampu menggapai kesuksesan. Dibutuhkan juga sosok yang tepat untuk memadukan talenta-talenta tersebut demi kesuksesan di akhir musim. Adalah Antonio Conte, sosok legenda dan mantan pemain Juventus yang ditunjuk direksi Juve untuk memimpin skuad putih-hitam. Nama Conte memang besar ketika menjadi pemain, namun sebagai pelatih ? Pelatih yang sebelumnya bermain di posisi gelandang bertahan ini memang hanya pernah melatih klub selevel Bari, Siena dan Atalanta, sebuah CV yang kurang menyakinkan untuk membawa Juventus yang terluka kembali pada posisi terhormat.
Namun patut digaris bawahi bahwa Conte sukses mengantarkan Bari dan Siena promosi ke Serie-A, jelek-jelek di Atalanta ia mendapatkan pengalaman melatih sebuah tim Serie-A selama setengah musim meski akhirnya dipecat. Nilai lebih Conte dimata direksi Juve ialah kepribadiannya yang meledak-ledak dan benci kekalahan dianggap mampu mengembalikan semangat Lo Spirito Juve yang selama beberapa musim terakhir tidak terlihat. Hasilnya ? Juventus musim ini menjelma menjadi tim yang mengedepankan possesion football dan terus menekan lawan hingga peluit terakhir dibunyikan.
Pemain Senior
Del Piero dan Buffon, dua pemain senior di skuad Juve |
Dan jangan lupakan kehadiran seorang Andrea Pirlo, sosok yang selama beberapa tahun terakhir ini lekat dengan image AC Milan, harus menerima kenyataan bahwa musim ini ia tidak dibutuhkan skuad Allegri. Seakan ingin membuktikan bahwa AC Milan telah salah melepasnya, Pirlo kini menjelma menjadi elemen tak tergantikan dalam skema Antonio Conte.
Minim Saingan
Internazionale dan AC Milan, dua saingan laten Juventus |
Serie-A musim 2011/2012 praktis bisa dibilang hanya milik Juventus dan AC Milan. Beberapa tim tradisonal lainnya seperti Internazionale Milan, Napoli, Udinese, AS Roma dan Lazio terlihat sulit menjaga konsistensi permainan dan terlihat masih meraba-raba skema permainan. Sebut saja Inter yang mengalami musim dengan sangat buruk, hingga harus dua kali memecat pelatih (Gian Piero Gasperini dan Claudio Ranieri) sampai akhirnya ditangani pelatih Primavera Inter, Andrea Stramaccioni.
Selain itu badai cidera yang menghantam AC Milan pada saat akhir musim juga berpengaruh terhadap laju tim besutan Massimiano Allegri tersebut, sebut saja cidera yang dialami centre-back andalan mereka, Thiago Silva. Sedangkan AS Roma dibawah pelatih Luis Enrique terlihat masih dalam masa transisi demi mewujudkan skema permainan ala Barcelona.
congrats juventus... padahal lebih keren kalo inter / as roma (semoga musim depan jadi barcelona*?*) yang menang ya #heh
BalasHapusSampai tahun berapa pun (kalau sistem turnamennya masih sama) Barcelona ga akan pernah juara Serie-A ,,, kecuali kalau Spanyol dijajah Itali #eh
Hapusgak ngikutin liga Itali, tau2 temen2 udah pada ribut gara2 juventus XD
BalasHapuscongrats juve, moga MU bisa juara EPL
Kalau fans abal-abal memang rata-rata begitu Ram.
Hapus#prayforMU
far...bukannya grosso masih di juve yak ? bahkan musim ini maen 2 kali... CMIIW
BalasHapusOiya, maafkan ane khilaf Gan.
HapusIya Grosso masih di Juve, tapi perannya musim ini jarang kelihatan. Ketutupan sama sinar De Ceglie.
Thanks udah ralat Gan ^^v
Bukan liga ane nih..klo itali ane suka milan dan itu karena ada ibrahimovic. selamat buat juve!!
BalasHapusAne seorang THE GUNNERS :)
Oalah, fans om Gipsi yah ? :p
HapusSemangat juga buat Arsenal, musim depan bisa kali rebut piala ELP, udah ada tambahan Podolski tuh.
GAK MAU BACA!!!!!!
BalasHapusForza juventus !! :D
BalasHapusmusim terakhir ale dan squdeto perpisahan :')
pembelian juve emang super musim ini. dari pelatih sampai pemain bahkan tukang sapu juve semua punya andil ! hehe
Agak sedih juga pas baca "musim terakhir Ale", secara sang Pangeran Juve sudah menunjukkan loyalitas tak terbantahkan.
HapusBtw, lu tahu dari mana kalau tukang sapu di Juventus baru ? Ada bursa tranfer khususnya gitu Rik ?
wkwkw nggak tau emang om? ada kok di website juve :p
Hapussepertinya jersey pink membawa keberuntungan untuk juve juga deh. :D
Nggak ngecek sampai segitunya gua, hahaha.
HapusJersey Pink = awal kelahiran Juventus = awal kebangkitan dinasti Juventus pasca-degradasi dari Serie-B.
#forzaJuve
Apa yang saya perkiraan dulu ternyata benar. Juve yang juara :D,
BalasHapusSelamat untuk Juventus dan para Juventini, sudah ngga sabar pengen lihat kiprah Juventus kembali bertarung di liga champion..
Selamat untuk Juve
BalasHapusbaca bola?www.ngiknguks.net
INI MENYEBABKAN HADIRNYA JUVENTINI KARBITAN. SEKIAN. VISCA BARCA! YEAH
BalasHapusCome at me bro #FORZAJUVE
Hapus