Ketika melihat hasil undian semi-final Liga Champion Eropa lalu, banyak yang memprediksi laga final akan bertajuk El Classico. Maklum, performa Real Madrid kala menyingkirkan Manchester United sangat luar biasa dan Barcelona masih dianggap sebagai salah satu favorit utama meraih trofi Champions musim ini.
Namun duo Jerman yang bersanding dengan duo Spanyol mampu membuktikan bahwa sepakbola Jerman musim ini lebih baik ketimbang sepakbola Spanyol. Bayern Muenchen mampu secara fantastis menghancurkan Barcelona dengan agregat skor mencolok sementara Dortmund mampu lolos secara dramatis dari hadangan Real Madrid.
Lalu siapakah yang akan tertawa di akhir laga final Liga Champion? Apakah Dortmund yang mencapai final kedua Championsnya, atau Bayern yang begitu dominan di Jerman dan Eropa musim ini?
Dari segi permainan, baik Bayern dan Dortmund sama-sama mengedepankan permainan fast-break yang menuntut para pemainnya melakukan pressing ketat terhadap pemain lawan sedari lini belakang lawan memegang bola. Pola ini menuntut fisik yang mumpuni karena pemain harus bergerak terus selama 90 menit untuk menutup jalur umpan pemain lawan, sebuah hal yang menyulitkan klub yang memainkan penguasaan bola seperti Barcelona dan Juventus musim ini.
Sejauh ini pola ngotot ala Jerman ini sukses membuat kedua tim asal Jerman ini melangkah menuju babak final Liga Champions. Pertanyaan sekarang adalah klub manakah yang akan merengkuh trofi The Big Ear?
Bayern Muenchen tentu menjadi favorit dalam laga ini. Selain tak terbendung di Bundesliga, skuad asuhan Jupp Heynckes ini tampil dengan ketajaman luar biasa musim ini. Skor mencolok seperti 5-0 atau 6-0 seakan menjadi hasil akhir yang biasa diraih anak-anak FC Hollywood.
Tidak seperti Bayern yang hampir seluruh pemainnya dapat dijadikan pencetak angka, Dortmund terlihat terlalu bertumpu pada ketajaman Robert Lewandowski. Striker tim nasional Polandia ini semakin diperbincangkan dikala mencetak empat gol yang ke gawang Madrid pada leg pertama semi-final Liga Champion.
Sorotan pada pertandingan final nanti tentu adalah duel Thomas Muller dan Robert Lewandowski. Muller memang tidak mencetak gol sebanyak Lewandowski, namun pergerakan tak kenal lelah gelandang timnas Jerman ini sangat merepotkan lini belakang lawan. Muller seringkali menjadi pemain pertama yang melakukan pressing terhadap pemain lawan, ia juga sering terlibat dalam gol-gol Bayern, baik dalam memberikan asssit maupun mencetak gol sendiri.
Sedangkan peran Lewandowski sebagai goal-getter Dortmund tidak usah diragukan lagi. Pemain yang kabarnya diincar klub Inggris ; Manchester United ini dikenal sebagai striker oportunis yang egois. Hal ini menyebabkan Lewy selalu berani berduel satu-lawan-satu dengan pemain bertahan lawan maupun melakukan shoot keras meskipun posisinya kurang menguntungkan. Empat gol melawan Madrid menjadi bukti betapa penuh percaya dirinya seorang Lewandowski dalam melakukan tembakan ke gawang lawan.
Karena tipikal permainan kedua klub yang hampir sama, maka peran kedua pelatih ; Jupp Heynckes dan Juergen Klopp dalam meramu skuad yang akan tampil di laga final nanti akan sangat krusial. Selain itu ketenangan dan kengototan pemain tengah kedua kubu dalam berduel juga dapat dikatakan menjadi kunci kemenangan. Apapun yang terjadi, para penikmat sepakbola seluruh dunia dapat menantikan permainan keras dan terbuka yang akan diperagakan kedua kubu demi mendapat gelar sebagai klub terbaik Eropa musim 2012/2013.
Sumber :
Namun duo Jerman yang bersanding dengan duo Spanyol mampu membuktikan bahwa sepakbola Jerman musim ini lebih baik ketimbang sepakbola Spanyol. Bayern Muenchen mampu secara fantastis menghancurkan Barcelona dengan agregat skor mencolok sementara Dortmund mampu lolos secara dramatis dari hadangan Real Madrid.
Lalu siapakah yang akan tertawa di akhir laga final Liga Champion? Apakah Dortmund yang mencapai final kedua Championsnya, atau Bayern yang begitu dominan di Jerman dan Eropa musim ini?
Dari segi permainan, baik Bayern dan Dortmund sama-sama mengedepankan permainan fast-break yang menuntut para pemainnya melakukan pressing ketat terhadap pemain lawan sedari lini belakang lawan memegang bola. Pola ini menuntut fisik yang mumpuni karena pemain harus bergerak terus selama 90 menit untuk menutup jalur umpan pemain lawan, sebuah hal yang menyulitkan klub yang memainkan penguasaan bola seperti Barcelona dan Juventus musim ini.
Sejauh ini pola ngotot ala Jerman ini sukses membuat kedua tim asal Jerman ini melangkah menuju babak final Liga Champions. Pertanyaan sekarang adalah klub manakah yang akan merengkuh trofi The Big Ear?
Bayern Muenchen tentu menjadi favorit dalam laga ini. Selain tak terbendung di Bundesliga, skuad asuhan Jupp Heynckes ini tampil dengan ketajaman luar biasa musim ini. Skor mencolok seperti 5-0 atau 6-0 seakan menjadi hasil akhir yang biasa diraih anak-anak FC Hollywood.
Tidak seperti Bayern yang hampir seluruh pemainnya dapat dijadikan pencetak angka, Dortmund terlihat terlalu bertumpu pada ketajaman Robert Lewandowski. Striker tim nasional Polandia ini semakin diperbincangkan dikala mencetak empat gol yang ke gawang Madrid pada leg pertama semi-final Liga Champion.
Muller dan Lewandowski |
Sedangkan peran Lewandowski sebagai goal-getter Dortmund tidak usah diragukan lagi. Pemain yang kabarnya diincar klub Inggris ; Manchester United ini dikenal sebagai striker oportunis yang egois. Hal ini menyebabkan Lewy selalu berani berduel satu-lawan-satu dengan pemain bertahan lawan maupun melakukan shoot keras meskipun posisinya kurang menguntungkan. Empat gol melawan Madrid menjadi bukti betapa penuh percaya dirinya seorang Lewandowski dalam melakukan tembakan ke gawang lawan.
Karena tipikal permainan kedua klub yang hampir sama, maka peran kedua pelatih ; Jupp Heynckes dan Juergen Klopp dalam meramu skuad yang akan tampil di laga final nanti akan sangat krusial. Selain itu ketenangan dan kengototan pemain tengah kedua kubu dalam berduel juga dapat dikatakan menjadi kunci kemenangan. Apapun yang terjadi, para penikmat sepakbola seluruh dunia dapat menantikan permainan keras dan terbuka yang akan diperagakan kedua kubu demi mendapat gelar sebagai klub terbaik Eropa musim 2012/2013.
Sumber :
bayern.. huahaha... nginget barca dengan angka 7.0 nya..
BalasHapussakit hati awak madrid nggak final -.- kyknya sih munchen yg juara.. mengingat tahun lalu sakit hati sama keberuntungan chelsea heuheu :D
BalasHapus