Bersama manajer Antonio Conte, Juventus berhasil meraih gelar scudetto ke 31-nya (versi Juventus, 29 versi FIGC). Meskipun tidak menjadi tim yang tak terkalahkan seperti musim sebelumnya, Juventus membuktikan bahwa diri mereka tetaplah tim besar dengan mencapai babak perdelapan-final Liga Champions sebelum tunduk dari tangan Bayern Muenchen.
Masih dengan formasi 3-5-2 andalannya, Conte dapat dikatakan berhasil membawa nama Juventus sebagai salah satu kekuatan yang patut disegani di Eropa. Sekarang Conte perlu meneruskan pekerjaan baiknya dan mungkin menambah daya gedor Ill Bianconeri yang musim depan ditargetkan dapat melangkah lebih jauh lagi di liga paling prestisius Eropa tersebut.
Namun sebelum beranjak ke musim depan, ada baiknya kita melihat dan me-review perjalanan skuad hitam-putih selama musim kompetisi 2012-2013 berlangsung.
Best Goal-keeper
Gianluigi Buffon
Nama yang mengisi sebagai yang terbaik dalam posisi ini mungkin sudah dapat ditebak penggemar sepakbola mana pun, bahkan mungkin sebelum musim kompetisi dimulai. Ketangguhan portiere numero uno Juventus dan tim nasional Italia ini mungkin belum dapat ditandingi kiper asal Italia lainnya, kiper yang memulai debut tim nasional pada tahun 1997 ini sampai sekarang masih tidak dapat digeser sebagai Italy number one.
Bersama Juventus, Buffon musim ini memang sedikit diganggu oleh cidera. Namun sekembalinya merumput sebagai penjaga gawang Juventus, kehadiran goal-keeper kelahiran Carrara ini mampu memberikan rasa aman bagi seluruh rekan-rekannya. Penampilan paling impresif Buffon adalah ketika babak perdelapan final Liga Champions menghadapi Muenchen. Juventus memang kalah 2-0, baik di Juventus Stadium maupun Allianz Arena, namun kalau bukan karena Buffon, kekalahan Juve mungkin bisa lebih telak.
Best Defender
Andrea Barzagli
Karir The Wall memang bisa dikatakan terlambat. Baru bergabung dengan klub sebesar Juventus pada usia 30 tahun, namun diusia yang bisa dikatakan sudah terlalu tua untuk bermain di level tertinggi, Barzagli mampu membuktikan bahwa dengan pengalamannya bermain di Liga Italia dan Liga Jerman mampu memberikan kenyamanan bagi lini belakang Juventus.
Barzagli memang jarang tampil spesial di beberapa laga, namun ia selalu menjaga performanya tetap stabil dalam mengawal pertahanan Juventus. Jadi meskipun tidak tampil terlalu istimewa, Barzagli mampu membuktikan dirinya pantas menjadi salah satu dari trio defender Juve dengan konsistensi.
Best Midfielder
Arturo Vidal
Andrea Pirlo memang menjadi pemimpin di lini tengah Juventus sekaligus menjadi otak dari segala macam serangan yang dilancarkan Juve. Namun kehadiran pemain bertenaga Vidal musim ini dapat dikatakan melebihi ekspetasi para Juventini. Didatangkan musim lalu 'hanya' sebagai penjaga Pirlo --bersama Marchisio-- Vidal mampu membuktikan dirinya sebagai sang pemecah death-lock dengan mencetak gol-gol penting Juventus.
Salah satu penampilan paling inspiratif Vidal adalah kala menghadapi Chelsea di Stamford Bridge. Kalau itu tengah tertinggal dua gol berkat aksi Oscar, Vidal yang pada saat itu sedang cidera ringan berhasil menjebol gawang Petr Cech dan membakar semangat para pemain Juve, yang akhirnya berkesudahan dengan skor 2 sama.
Best Forward
Mirko Vucinic
Catatan gol Vucinic --dan bahkan seluruh striker Juventus-- memang tidak dapat dikatakan bagus untuk klub sebesar Juve. Namun diantara seluruh striker yang dimiliki Juventus saat ini, nama Mirko Vucinic pantas dikedepankan sebagai yang terbaik. Meskipun disebut yang terbaik saat ini, tetap saja penampilan Vucinic masih jauh dari apa yang diharapkan Juventini dari seorang striker.
Penampilan terbaik Vucinic mungkin ketika kembali menumbangkan AC Milan di Copa Italia. Pada pertandingan tersebut, nama Vucinic tampil sebagai pahlawan Bianconeri pada babak tambahan waktu yang membuat skor menjadi 2-1 untuk Juventus.
Best Transfer and Young Player
Paul Pogba
Datang dengan status bebas transfer dari Manchester United, kedatangan pemuda asal Prancis ini awalnya tidak terlalu disukai Juventini. Mereka lebih menganggap sosok pemain muda yang perlu dibeli Juve ada pada diri Marco Verratti yang lebih memilih berkarir di Prancis bersama PSG. Selain itu, dengan umur yang masih belia, Pogba diyakini akan sulit bersaing dengan trio lini tengah Juventus.
Namun kenyataannya, Pogba mampu menjadi solusi tepat ketika salah satu dari trio lini tengah tersebut harus absen. Ia mampu memainkan permainan fisik bertenaga ala Vidal, menekan lawan dengan jaya jelajah ala Marchisio dan bahkan mengomandoi permainan layaknya Pirlo. Nama Pogba menjadi semakin mendunia karena ia (selain Vidal) pemain Juventus yang berani melakukan tendangan dari jarak jauh yang dapat membuat gentar kiper lawan.
Dengan usia yang masih belia dan sudah mendapatkan panggilan membela timnas pertamanya. Diyakini nama Pogba dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi salah satu pemain paling berbakat yang ada di muka Bumi. Untuk beberapa musim, sepertinya fans Juventus tidak perlu terlalu meratapi kegagalan mendaratkan Marco Verratti ke Vinovo.
Best Match
Juventus 2-2 Chelsea
Sebelum laga menghadapi Chelsea, Juventus bisa dikatakan tim underdog dalam Champions League. Baru kembali setelah mengalami musim buruk dengan dua kali berada di posisi ketujuh dan menghadapi juara bertahan, banyak pihak yang pesimis Juve mampu memberikan hasil positif pada laga ini.
Dan benar, baru menginjak menit ke-33, Juventus sudah tertinggal berkat aksi pemuda asal Brasil, Oscar. Laga diprediksi akan menjadi milik sang juara bertahan, sampai akhirnya Arturo Vidal --yang sedang cidera ringan-- berhasil menyarangkan bola ke gawang Chelsea dan membakar semangat para pemain Juventus. Puncaknya adalah ketika menit ke-88, dimana Fabio Quagliarella mampu memberikan gol penyeimbang yang membuat Juventus meraih satu angka dari Stamford Bridge.
Worst Match
Juventus 1-3 Internazionale
Catatan tak terkalahkan Juventus harus terhenti di kandang sendiri, lebih menyedihkan lagi, catatan tersebut harus rusak ditangan seteru abadi ; Internazionale Milan. Unggul cepat pada menit pertama melalui gol kontroversial Vidal, Juventus terlihat sulit menahan determinasi pemain Ill Biscione hingga gawang Gianluigi Buffon harus bergetar sebanyak tiga kali.
paul pogba emang msh muda (banget) pas dibebas transferkan dr MU. gue jg kaget penampilannya mlh bsa meningkat segini drastisnya. muda dan bertenaga, paul pogba.
BalasHapusterlepas dari itu semua kesolidan tim adalah yang terpenting gan
BalasHapushttp://syafiul25.blogspot.com/
Si nyonya tua...emang keren.
BalasHapus