Sukses meraih double winner dan mencapai laga final Liga Champion Eropa membuat skuat Juventus semakin lapar untuk melengkapi treble yang hampir mereka raih dimusim sebelumnya. Salah satu langkah nyata untuk merealisasikannya adalah dengan mendatangkan pemain baru untuk menambah daya gedor La Vecchia Signora, belum lagi mereka harus mengubah gaya main akibat ditinggal dua pemain kunci mereka, Andrea Pirlo dan Carlos Tevez.
Langkah Beppe Marotta untuk memperbaharui skuat bahkan sudah dilakukan ketika musim kompetisi 2014/2015 belum berakhir dengan sukses mendatangkan Paulo Dybala dari Palermo dan Sami Khedira dari Real Madrid. Meski begitu langkah Marotta tidak berhenti sampai disitu, ia terus mendatangkan pemain ke Turin dengan harapan bisa mewujudkan impian treble winner yang musim sebelumnya hampir diraih.
Kira-kira sampai sepenting apakah peran pemain-pemain baru yang didatangkan Juventus untuk menghadapi musim kompetisi 2015/2016?
#1. Paulo Dybala
Transfer pertama sekaligus termahal yang dilakukan Juventus, tidak hanya dilakukan sebelum musim kompetisi 2014/2015 berakhir, Dybala juga menyandang label sebagai pemain termahal yang didatangkan Juventus pada bursa transfer kali ini dengan nominal mencapai 32 juta Euro. Pemain yang digadang-gadang menjadi "The New Messi" selama membela panji Palermo ini sukses diamankan Juve jasanya setelah bersaing dengan klub besar Eropa lainnya macam Manchester United dan PSG.
Meskipun masih tergolong muda tapi Dybala diprediksi akan mengisi starting eleven Juventus mengingat gelontoran dana yang dikucurkan untuknya. Melihat permainannya selama membela Palermo, pemuda Argentina kemungkinan akan digunakan sebagai pelayan striker Juventus lainnya macam Mandzukic atau Morata. Peran yang mungkin diemban Dybala ialah sebagai trequartista/second striker, mengingat Juventus tidak lagi memiliki playmaker sekelas Andrea Pirlo maupun striker pekerja keras macam Carlos Tevez.
#2. Sami Khedira
Disebut sebagai salah satu transfer cerdas yang dilakukan Marotta karena dengan kualitas yang dimilikinya, Khedira didatangkan dengan cuma-cuma alias bebas transfer. Gaya mainnya sebagai perusak aliran serangan lawan bisa dimaksimalkan apabila Allegri benar memainkan pola 4-3-1-2 (dengan asumsi menggunakan pemain kreatif dibelakang dua striker), Khedira bisa bermain berdampingan dengan gelandang Juve lainnya untuk memenangkan lapangan tengah.
Hadirnya Khedira memang menambah sesak deretan gelandang sentral yang dimiliki Juve tapi itu juga merupakan berita bagus bagi Allegri karena ia bisa melakukan rotasi untuk lini tengah tanpa perlu memikirkan penurunan kualitas. Bagi Juventus yang berambisi untuk merealisasikan treble winner, kehadiran Khedira bisa menjadi pemanas persaingan di lini tengah --bahkan menjadi reguler mengingat Arturo Vidal yang semakin dekat dengan Bayern Munich-- yang berdampak pada peningkatan kualitas serta menambah kedalaman skuat yang berarti stamina gelandang Juventus lebih terjaga untuk mengarungi tiga kompetisi.
Mandzukic resmi didatangkan ketika berita kepulangan Tevez ke Boca Juniors semakin kencang berembus, dan pada akhirnya El Apache benar memutuskan untuk kembali ke klub yang membesarkan namanya tersebut. Momen kedatangannya tentu membuat para Juventini menaruh harapan bahwa Mandzukic dapat menggantikan peran Tevez. Namun Mandzukic bukan Tevez, gaya mainnya pun tidak sama, tapi Mandzukic dapat menjanjikan gelontoran gol berlimpah bagi publik Juventus Stadium, terlebih bila melihat track record-nya yang selalu sukses mencetak dua digit gol setiap musimnya.
Mandzukic mungkin tidak bisa merusak lini pertahanan lawan melalui permainan individu layaknya Tevez, namun dengan badan menjulang ia bisa menjadi alternatif serangan di udara bagi Juventus. Selain itu meski terhitung tinggi, namun kecepatan Mandzukic tidak bisa dikatakan lamban, bila perlu ia bisa beradu sprint dengan bek lawan. Mandzukic mungkin tidak bisa menjadi messiah Juventus bila mengharapkannya mencetak banyak gol dan assist tapi bila hanya soal torehan gol, striker Kroasia ibarat sebuah jaminan mutu.
#4. Daniel Rugani
Pemain binaan Juventus yang berhasil mencatatkan debut sempurna bersama Empoli ini akhirnya dihadiahi kesempatan berseragam hitam-putih musim ini. Setelah melepas Angelo Ogbonna dan makin menuanya Andrea Barzagli, kesempatan Rugani untuk mengisi lini belakang Juventus makin terbuka lebar. Meski belakangan Allegri sudah mulai melepaskan pola tiga bek sentral dan beralih ke pola dua bek sentral, namun sepertinya Allegri akan memberikan waktu bermain bagi Rugani, meskipun mungkin bukan pada laga-laga penting.
Sebagai seorang bek sentral mungkin Rugani terhitung biasa saja, namun di usia yang sangat muda serta grinta yang dimilikinya bisa menjadi menjadi 'ancaman' bagi duo Chiellini-Bonucci yang selalu menghiasi lini belakang Juventus. Waktu bermain Rugani mungkin akan semakin banyak apabila Allegri memperhitungkan potensi yang dimiliki pemuda kelahiran Lucca ini, dengan semakin banyaknya jam terbang yang dimilikinya diharapkan ia bisa menjadi salah satu bek kelas dunia.
#5. Norberto Murara Neto
Pemain lainnya yang didatangkan Juve secara cuma-cuma adalah Neto. Kiper Brasil yang sebelumnya menjadi penjaga gawang utama Fiorentina ini rela menjadi deputi Gianluigi Buffon di Juventus. Neto disebut-sebut sebagai salah satu kiper terbaik Serie-A musim 2014/2015, meski begitu mentalnya masih belum terlalu kuat mengingat ia lebih rentan kebobolan apabila telah kebobolan sekali.
Setelah Juve melepas Marco Storari otomatis Neto menjadi deputi langsung Gigi Buffon, diharapkan ia bisa memperbaiki mentalnya dengan menjadi 'murid' Buffon. Dari segi investasi jangka panjang tentu Neto lebih menguntungkan ketimbang Storari yang semakin tua, di usia 25 tahun Neto ditantang untuk bisa mengkudeta salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Juventus dan menjadi kiper non-Itali pertama yang namanya dikenang Juventini, bila tidak ia hanya akan menjadi pilihan kedua di skuat Max Allegri.
#6. Roberto Pereyra
Pemain Argentina ini sejatinya telah berseragam Juventus dari musim lalu, namun masih berstatus sebagai pemain pinjaman. Dengan kemampuannya bermain di segala posisi di lini tengah ditambah ketajamannya meski harus merangsek dari lini kedua, para petinggi Juve pun akhirnya sepakat untuk mempermanenkan jasa pemain Argentina tersebut. Di musim keduanya berseragam hitam-putih Pereyra tentu diharapkan bisa tampil lebih baik dibanding performanya pada musim lalu, apalagi mengingat makin besarnya skuat Juventus (khususnya lini tengah) membuat Pereyra harus mampu tampil apik demi mendapatkan waktu bermain.
Mengaca pada musim lalu kemampuan Pereyra untuk bermain disemua posisi lini tengah membuatnya bisa menyandang peran sebagai super-sub, dimana ia bisa masuk di lini tengah dan langsung mengubah pola serangan Juventus. Apabila ia bisa menampilkan perubahan bila dimainkan semenjak menit pertama dan tak hanya menawan kalau menjadi pemain pengganti, nama Pereyra bisa jadi ancaman gelandang Juventus lainnya dalam memperebutkan satu tempat di lini tengah.
#7. Simone Zaza
Pemain yang sebelumnya berstatus kepemilikan bersama Juventus-Sassuolo akhirnya resmi menjadi bagian dari skuat Juventus setelah Juventus menebusnya dengan mahar sebesar 18 juta Euro. Masa 'pembelajarannya' bersama Sassuolo mungkin tidak bisa dikatakan terlalu impresif mengingat ia kalah bersinar dengan striker kepemilikan bersama Juventus-Sassuolo lainnya; Domenico Berardi, namun bukan berarti Zaza gagal karena ia masih termasuk dua pemain paling berharga Sassuolo bersama Berardi.
Melihat deretan striker yang dimiliki Juventus saat ini nampaknya mustahil bagi Zaza untuk langsung mendapatkan tempat di starting eleven, kemungkinan ia 'hanya' diberikan kesempatan berlaga di Coppa Italia. Namun dengan usia yang masih muda dan filosofi Allegri yang gemar mengembangkan bakat muda, karir Zaza hampir sepenuhnya bergantung pada bisa-tidaknya ia memaksimalkan semua kesempatan yang akan diberikan padanya.
Pendapat gue, mereka agak nafusan pas beli Dybala. Dia emang menjanjikan, tapi rasanya mengingat posnya adalah di sektor penyerangan, Juve masih punya banyak pilihan dan sebenarnya gak harus beli dia amat. Sebut aja ada Morata, Llorente, dan sebenarnya mereka lebih cerdas kalo cuma beli Mandzukic aja. Karena levelnya udah terbukti di Eropa.
BalasHapusTapi yang namanya manajemen, harusnya lebih ngerti masalah ini. Semoga Dybala bisa ngebuktiin dirinya layak dihargai 32 juta Euro :)
Gokil emang pembelian Juve musim ini, jadi ngingetin waktu jaman Luciano Moggi jadi direktur tekniknya, banyak pemain murah yang kemudian jadi bintang di Juventus kayak Zidane dan Trezeguet.
BalasHapusTp ngomongin Dybala, kayaknya dia Overrated deh. kemampuan dia belum terbukti kalau bersaing di level yang lebih sengit seperti Liga Champions
Gokil emang pembelian Juve musim ini, jadi ngingetin waktu jaman Luciano Moggi jadi direktur tekniknya, banyak pemain murah yang kemudian jadi bintang di Juventus kayak Zidane dan Trezeguet.
BalasHapusTp ngomongin Dybala, kayaknya dia Overrated deh. kemampuan dia belum terbukti kalau bersaing di level yang lebih sengit seperti Liga Champions
Dybala kayaknya emang rada overrated (dan overprice? Tapi namanya juga Zamparini, jual pemain pasti mahal banget). Selain itu bingung doi harga mahal tapi mau ditaruh dimana, itu ada Morata sama Mandzukic yang rasanya lebih pantas jadi starting11 Juve.
Hapus#imho
Entahlah bakal juara lagi ayau tidak, Rumor Tevez dan Viadl, biin greget, senang ada mereka dri pada ada yang baru. Need Pirlo!
BalasHapus