Setelah Rurouni Kenshin dan Kiseijuu, kali ini Shingeki no Kyojin yang mendapatkan movie live action. Movie adaptasi anime/manga idaman sejuta wibu tahun 2012 ini juga 'mengikuti' pola mengubah sedikit-banyak jalan cerita agar pas untuk durasi layar lebar. Perbedaan paling mencolok adalah tidak adanya sang heicho idaman, Levi Ackerman dalam movie ini.
Pertama kita bahas dari sisi perbedaan versi layar lebar ini dengan versi anime/manga.
Movie Shingeki no Kyojin ini mengambil timeline yang berbeda dengan versi anime/manga, bila dalam versi anime/manga mengambil masa sekitaran masa medieval, maka versi layar lebar mengambil masa 100 tahun setelah (kemungkinan) abad 20-an karena adanya kendaraan bermotor seperti mobil, namun semua itu ditinggalkan karena kemunculan Titan. Selain itu serangan Colossal Titan ke Outer Wall (Wall Maria untuk versi anime/manga) tidak terjadi ketika Eren dkk. masih kecil, namun ketika mereka telah dewasa.
Selain itu karena kebanyakan pemeran adalah orang Jepang maka kebanyakan nama karakter (kecuali yang sudah terkenal macam Eren, Armin, Jean dan Sasha) bernuasa Jepang, berbeda dengan versi anime/manga yang bernuasa Eropa. Dan Scouting Legion merupakan divisi baru, bukan divisi lama yang terkenal sebagai divisi untuk membuang nyawa demi mencari kehidupan baru diluar dinding.
Dan karakter Mikasa juga menjadi salah satu pembeda versi anime/manga dengan versi layar lebar kali ini. Bila di versi anime/manga Mikasa digambarkan sebagai babysitter Eren dan memiliki kemampuan tempur luar biasa semenjak kecil, maka Mikasa di versi Live Action ini pada awalnya digambarkan sebagai gadis biasa yang kemudian menjadi 'mesin tempur' karena "ditinggalkan" Eren saat para Titan menembus Outer Wall.
That one cute little Mikasa. |
Ohiya, saat saya menuliskan karakter Levi tidak ada di film ini, mungkin beberapa weaboo akan mencoba protes dengan mengatakan "memang karakter yang bernama Levi tidak ada, tapi karakter mirip Levi ada pada diri Shikinami". Well, but in my honest opinion karakter Shikinami ini lebih mirip dengan Kenny Ackerman ketimbang muridnya; Levi Ackerman.
Kedua mari kita coba bahas mengapa film ini pantas untuk ditonton.
Untuk cerita adaptasi yang disesuaikan dengan durasi layar lebar, Shingeki no Kyojin part pertama ini bisa dikatakan sukses membuat ulang baseline cerita. Hal ini disebabkan karena secara durasi tidak mungkin membuat sama persis dengan versi anime/manga. Seperti versi Live Action Rurouni Kenshin, mengubah sedikit baik dari segi background cerita atau sifat karakter dapat membuat suasana 'baru' untuk film yang durasinya lebih terbatas ketimbang anime/manga.
Terlebih akting para aktor dan aktrisnya dapat membawa suasana para penontonnya, kredit khusus diberikan kepada Haruma Miura (Eren) dan Satomi Ishihara (Hanji). Miura mampu memberikan feel bahwa mereka benar-benar 'menjadi' Eren dan Satomi Ishihara mampu tampil lepas ketika berakting menjadi Hanji si Titan freak. Personally saya merasa akting Satomi Ishihara sebagai yang terbaik dalam film ini, personal preference thou may differ for each person.
Dan jangan lupakan adegan pertarungan pertama Titan Eren yang dibuat semirip mungkin dengan versi manga, dan tentu saja, bebas sensor seperti versi anime-nya. Melihat darah berserakan dimana-mana membuat saya yang jatuh cinta dengan manga ini karena elemen gore-nya seakan menemukan surga.
Ketiga ada beberapa hal yang menurut saya menjadi nilai minus dari film ini.
Bagi wibu yang protes kenapa si ini tidak sama dengan versi anime/manga atau kenapa ceritanya tidak sama (secara detail) dengan versi anime/manga-nya saya sudah tuliskan diawal bahwa hal tersebut adalah salah satu daya tarik dari versi Live Action #intermezzo.
Hal yang cukup menggangu --at least, saya terganggu-- adalah Special Effect pada background ketika menggunakan 3DMG kurang begitu bagus bila dibandingkan dengan Special Effect para Titan, entah terlalu fokus untuk memperbagus para Titan hingga melupakan background saya tidak tahu, yang jelas cukup terganggu karena tidak terlihat menyatu.
Ohiya, jangan lupa ada fanservice (iyah, fanservice) dalam bentuk adegan "mengarah" dan munculnya Takahashi Minami (AKB48) sebagai cameo.
Secara keseluruhan movie ini menarik untuk ditonton, terlebih bila kalian 'nyaman' dengan semburan darah dimana-mana kala para Titan menyerang (or just simply 'cause you are a weaboo). Untuk film dua part #sotoy setidaknya bagian pertama ini cukup memuaskan dan padat untuk dinikmati.
Cuma penasaran karena yang jadi Mikasa-nya Kiko Mizuhara.
BalasHapusDan makin penasaran kenapa ada Takamina??
:')
Daku juga langsung ketawa pas adegan TakaMina.
HapusBentar, Kiko Mizuhara emang seterkenal itu?
Udah lihat dia main di Nobunaga Concerto sama Kokoro ga Pokitto ne tapi daku nda sangka bisa se "wah" itu.
#ignorantme
Terkenalnya karena sudah tahunan jadi pacarnya maharaja dunia perkeypopan G-Dragon sih ya, dan beberapa VIP masih sakit hati :'))
HapusBut she's talented enough imo, will watch later :))
Sebenernya kenal duluan Kiko Mizuhara karena dia model juga, sih. Huehuehuehuehue
HapusHahaha, gua juga baru nulis review film ini. Bedanya sama lu, gua termasuk yg kecewa sama filmnya, so yeah...beda orang, beda pendapat.
BalasHapusBaru tau kalo ada cameo AKB48 di film ini, kayaknya gua terlalu terpana sama Titansnya hahaha
saya suka bibirnya mikasa
BalasHapus