Dari hanya satu posisi diatas zona degradasi pada bulan September, Juventus akhirnya meraih gelar scudetto pada giornata 35. Gol semata wajang Radja Nainggolan memastikan perolehan poin Juventus sudah tak bisa lagi dikejar pesiang terdekatnya; Napoli. Gelar kali ini mungkin menjadi gelar scudetto paling indah yang dirasakan Juventus, selain merupakan kali kedua meraih lima gelar scudetto berturut-turut, pencapaian Juventus yang dimulai dari start terburuk setelah 1962 mereka menjadi kampiun merupakan alasannya.
Start buruk Juventus dipengaruhi beberapa hal, mulai dari hilangnya sosok Pirlo, Vidal dan Tevez yang merupakan pemain kunci di musim sebelumnya, badai cidera yang menimpa hampir setengah skuat hingga belum menyatunya para pemain baru yang didatangkan Juventus. Jeleknya performa awal musim Juve membuat banyak pengamat meragukan kemampuan Juventus untuk mempertahankan gelar Serie-A mereka.
Namun kemenangan 2-1 pada derby Turin seakan menjadi bukti bahwa Juventus masih merupakan raksasa Italia, gol di menit terakhir dari Juan Cudrado seakan menjadi langkah awal dari penciptaan sejarah baru dari sang Old Lady.
Gol menit 94 Cuadrado menjadi awal titik balik Juventus dalam perburuan titel Serie-A. |
Sejak kemenangan atas Torino, Juve telah mencatatkan rekor 24 kemenangan dan hanya sekali imbang tanpa pernah sekalipun merasakan kekalahan. Bahkan sang kapten, Gianluigi Buffon sukses memecahkan rekor tak kebobolan berturut-turut milik Sebastiano Rossi (AC Milan). Kembalinya beberapa pemain yang cidera macam Claudio Marchisio dan Sami Khedira berdampak besar terhadap performa bianconeri dilapangan, buktinya saat duet lini tengah ini bermain, Juve belum pernah sekalipun merasakan kekalahan (selama 90 menit).
Pemegang rekor tanpa kebobolan Serie-A selama 973 menit berturut-turut. |
Klimaks dari dongeng Juventus adalah kala bersua Napoli di giornata 25, gol tunggal dari Simone Zaza seakan mengukuhkan kedigdayaan Juventus sekaligus ketidaksiapan Napoli dalam mempertahankan posisi capolista. Kemenangan atas Napoli juga merupakan kali pertama Juventus bertengger di puncak klasemen Serie-A, posisi yang mereka nikmati sampai akhirnya sukses mempertahankan gelar scudetto musim ini.
Gol tunggal Zaza membawa Juventus ke puncak klasemen Serie-A. |
Selain Buffon, Khedira dan Marchisio, nama lain yang pantas dikemukakan sebagai aktor kebangkitan Juventus musim ini adalah bintang baru mereka; Paulo Dybala. Pemuda Argentina yang semula dianggap overprice oleh beberapa pengamat sepakbola mampu membuktikan bahwa ia pantas dibanderol mahal.
Sampai sekarang, torehan gol Dybala di Serie-A hanya kalau oleh Gonzalo Higuain, namun 'nilai' Dybala tak hanya dari jumlah golnya (16 di Serie-A, 20 diseluruh kompetisi), ia juga lihat melayani pemain lain, torehan delapan assist menjadi bukti nyata bahwa kontribusi La Joya tak hanya dari ketajaman di lini depan.
Saking pentingnya peran Dybala, mungkin menjadi alasan mengapa Muenchen bisa menyingkirkan Juventus di Liga Champion. Tanpa merendahkan kualitas Muenchen, absennya Dybala di leg kedua Liga Champion seakan 'memudahkan' FC Hollywood yang memenangkan leg kedua dengan skor 4-2 (setelah babak tambahan waktu).
Dybala mencetak satu gol saat Juve menahan imbang Muenchen 2-2 di Juventus Stadium. |
Dan untuk musim depan, manajemen Juve tentu akan mengupayakan agar dalam mercato berikutnya mereka dapat mempertahankan pemain bintang mereka (semisal Pogba, Dybala dan Morata) dari incaran klub elit Eropa lainnya sembari meningkatkan kualitas dan kuantitas skuat yang sudah ada sekarang.
Perhatian paling besar mungkin ada pada diri Domenico Berardi yang disebut-sebut sebagai striker asal Italia terbaik saat ini. Pemain yang saat ini dimiliki Sassuolo dikabarkan telah menyepakati kesepakatan untuk berseragam Juventus musim depan.
Domenico Berardi, bintang muda Italia. |
Selain mendatangkan Berardi, kemungkinan manajemen Juventus akan mencoba mempermanenkan Juan Cuadrado dan Mario Lemina yang saat ini berstatus pinjaman. Cuadrado merupakan salah satu pemain penting dalam comeback Juventus musim ini, sementara Lemina mampu membuktikan diri sebagai deputi yang baik bagi Claudio Marchisio.
Semua itu dilakuakn agar musim depan Juventus bisa berjaya tak hanya di tanah Eropa, melainkan membuktikan diri bahwa mereka juga bisa berjaya di Eropa.
HI5TORY |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.
Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.
Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.
Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v