Bagi beberapa orang, logo klub sepakbola kesayangan mereka terkadang lebih dari sebuah logo. Logo klub itu merupakan perwujudan dari sejarah panjang klub tersebut, bahkan ada juga beberapa orang yang mulai menyukai sebuah klub sepakbola hanya karena dari melihat bentuk logo klub tersebut.
Awal musim kompetisi 2016/2017 Manchester City mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan logo baru, meskipun mengalami perubahan, namun sedikit-banyak masih terlihat memiliki kesamaan dengan logo yang sebelumnya digunakan Manchester biru.
Namun langkah Manchester City rasanya cukup dimengerti karena mereka melakukannya sebelum musim kompetisi dimulai. Ketika Serie-A baru memainkan laga pertama dari paruh kedua mereka, Juventus kembali melakukan gebrakan dengan meluncurkan logo baru yang sama sekali berbeda dengan apa yang kita ketahui sebelumnya.
Agnelli: "This new logo is a symbol of the Juventus way of living." #2beJUVENTUS pic.twitter.com/x5B3fapqGJ— JuventusFC (@juventusfcen) January 16, 2017
Logo baru Juventus ini terkesan sangat simpel dan sekilas menghilangkan semua unsur 'Juventus' yang sebelumnya diketahui publik. Mulai dari menghilangnya strip hitam putih hingga logo banteng yang merupakan coat of arms kota Turin. Logo baru Juventus ini juga seakan tidak cocok dengan julukan Le Zebre karena kurang berkesannya unsur hitam-putih.
Para Juventini di media sosial kebanyakan banyak yang menolak logo baru ini karena alasan menghilangkan efek historis dari Juventus. Yap, simbol baru Juventus rasanya akan sangat bagus apabila menjadi avatar untuk sosial media, namun dirasa masih sangat kurang apabila harus menjadi sebuah logo klub.
Andrea Agnelli selaku pemilik klub Turin tersebut menjelaskan bahwa logo baru Juventus ini merupakan simbol dari cara hidup Juventus. Selain itu, Agnelli juga menjelaskan bahwa logo baru ini merupakan representasi dari tujuan Juventus untuk berevolusi tanpa melupakan asal mereka.
Agnelli menjelaskan bahwa logo baru ini memang diarahkan untuk merambah pasar, khususnya generasi muda sekarang dengan desain yang 'kekinian'. Agnelli juga menambahkan bahwa logo baru ini merupakan langkah nyata bahwa Juventus berani dalam mengambil keputusan yang jauh dari unsur olahraga yang diketahui banyak orang demi meraih kesuksesan.
Klub kota Turin ini dapat dikatakan sering melakukan inovasi baru, meski terkadang nyeleneh pasca kembali dari Serie-B akibat kasus Calciopoli. Pertama adalah menjadi klub Serie-A pertama yang memiliki stadium pribadi. Hal ini membuat Juventus dapat meraup semua keuntungan dari tiket pengunjung serta kebebasan untuk melakukan renovasi dibagian manapun yang mereka inginkan, sebuah hal yang sulit dilakukan klub Serie-A karena masih menyewa stadium dari pemerintah daerah.
Kedua adalah keengganan mereka memasang tanda bintang yang merupakan simbol dari 10 scudetto yang telah dimenangkan. Hal ini berdasar dari 'kekesalan' manajemen Juventus karena Serie-A membatalkan dua scudetto mereka yang membuat Juventus tidak bisa memasang tiga bintang karena (menurut versi Juventus) seharusnya mereka telah memenangkan 30 scudetto.
Para Juventini di media sosial kebanyakan banyak yang menolak logo baru ini karena alasan menghilangkan efek historis dari Juventus. Yap, simbol baru Juventus rasanya akan sangat bagus apabila menjadi avatar untuk sosial media, namun dirasa masih sangat kurang apabila harus menjadi sebuah logo klub.
From 1897 to 2017. Our history, our future ⚫️⚪️ #2beJuventus pic.twitter.com/qORDr5M406— JuventusFC (@juventusfcen) January 16, 2017
Andrea Agnelli selaku pemilik klub Turin tersebut menjelaskan bahwa logo baru Juventus ini merupakan simbol dari cara hidup Juventus. Selain itu, Agnelli juga menjelaskan bahwa logo baru ini merupakan representasi dari tujuan Juventus untuk berevolusi tanpa melupakan asal mereka.
Agnelli menjelaskan bahwa logo baru ini memang diarahkan untuk merambah pasar, khususnya generasi muda sekarang dengan desain yang 'kekinian'. Agnelli juga menambahkan bahwa logo baru ini merupakan langkah nyata bahwa Juventus berani dalam mengambil keputusan yang jauh dari unsur olahraga yang diketahui banyak orang demi meraih kesuksesan.
Klub kota Turin ini dapat dikatakan sering melakukan inovasi baru, meski terkadang nyeleneh pasca kembali dari Serie-B akibat kasus Calciopoli. Pertama adalah menjadi klub Serie-A pertama yang memiliki stadium pribadi. Hal ini membuat Juventus dapat meraup semua keuntungan dari tiket pengunjung serta kebebasan untuk melakukan renovasi dibagian manapun yang mereka inginkan, sebuah hal yang sulit dilakukan klub Serie-A karena masih menyewa stadium dari pemerintah daerah.
Kedua adalah keengganan mereka memasang tanda bintang yang merupakan simbol dari 10 scudetto yang telah dimenangkan. Hal ini berdasar dari 'kekesalan' manajemen Juventus karena Serie-A membatalkan dua scudetto mereka yang membuat Juventus tidak bisa memasang tiga bintang karena (menurut versi Juventus) seharusnya mereka telah memenangkan 30 scudetto.
Saat mencapai final Liga Champions 2014/2015, seragam Juventus masih tanpa tanda bintang scudetto. |
Logo baru Juventus ini dirasa sebagai sebuah hal baru dalam dunia sepakbola Eropa, bukan hanya Italia saja. Karena sebelum ini rasanya tidak ada klub elit Eropa yang mengganti logo mereka seperti apa yang dilakukan Juventus.
Namun terlepas dari seperti apa logo sebuah klub, hasil diatas lapangan tetap menjadi hal yang paling penting. Apabila skuat Juventus saat ini mampu membuktikan bahwa dengan logo baru ini mereka dapat meraih sukses, maka perlahan tapi pasti pihak-pihak yang menolak logo baru ini pada akhirnya pasti mau-tidak-mau akan menerimanya, meskipun bila berkata jujur, logo baru Juventus memang terasa menghilangkan nuansa historis Juventus yang sudah berdiri semenjak 1897.
Namun terlepas dari seperti apa logo sebuah klub, hasil diatas lapangan tetap menjadi hal yang paling penting. Apabila skuat Juventus saat ini mampu membuktikan bahwa dengan logo baru ini mereka dapat meraih sukses, maka perlahan tapi pasti pihak-pihak yang menolak logo baru ini pada akhirnya pasti mau-tidak-mau akan menerimanya, meskipun bila berkata jujur, logo baru Juventus memang terasa menghilangkan nuansa historis Juventus yang sudah berdiri semenjak 1897.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dapat berkomentar menggunakan G+ namun mohon maaf tidak memperbolehkan akun anonim.
Sangat terbuka dengan segala macam komentar, apalagi yang bisa membangun untuk kemajuan blog ini.
Tidak disarankan untuk melakukan copas (copy-paste) terhadap segala tulisan di blog ini karena sewaktu-waktu dapat dilaporkan kepada DMCA Google yang menyebabkan blog si plagiat dapat dihapus dalam kondisi terparah.
Akhir kata, terima kasih sudah berkomentar ^^v